Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
KESEHATAN hewan kurban di Kota Bekasi mengkhawatirkan. Pasalnya, jumlah tenaga medis dokter hewan jauh dari standar.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distanikan) Kota Bekasi, Momon Sulaeman, mengatakan dari tahun ke tahun, jumlah hewan yang dikurbankan pada hari raya Idul Adha di Kota Bekasi cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga, tenaga medis dokter hewan amat dibutuhkan.
Baca juga: Polri Dalami Kasus Padam Listrik di PLN UPT Ungaran
“Kalau tenaga medis setingkat dokter hewan kurang, tim pun akan kesulitan,” ungkap Momon, Selasa (6/8).
Momon menjelaskan, pada 2014 lalu, jumlah hewan kurban yang dipotong mencapai 21.065 ekor, kemudian naik pada 2015 menjadi 21.804 ekor. Selanjutnya pada 2016, melejit menjadi 25.618 ekor. Di tahun 2017 naik menjadi 26.432 ekor hewan kurban yang dipotong. Angka warga yang berkurban juga bertambah drastis pada tahun 2018, dimana ada 35.000 hewan kurban yang telah disembelih.
“Kenaikan tahun ini prediksinya sekitar 40.000 ekor hingga 41.000 ekor,” kata dia.
Saat ini, jelas dia, jumlah dokter hewan di Kota Bekasi baru ada lima orang. Sehingga, pemerintah harus bekerja keras untuk memenuhi standar kesehatan hewan kurban melalui tenaga medis.
Momon mengatakan, pemerintah telah melakukan empat upaya untuk mengantisipasi kekurangan dokter hewan tersebut. Keempat upaya itu diantaranya usulan tenaga dokter hewan ke Wali Kota Bekasi, melatih tenaga kelurahan menjadi tenaga kesehatan hewan, bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dalam melakukan pelayanan kesehatan dan merekrut tenaga dokter hewan mandiri. “Kami berusaha menambah tenaga medis dokter hewan, kita upayakan meningkat minimal 15 tenaga medis dokter hewan,” katanya.
Baca juga: Trotoar Kawasan Tanah Abang Diijinkan untuk Dagang Hewan Kurban
Meski demikian, pemerintah tetap menerjunkan petugas untuk mengecek kesehatan hewan kurban. Sebab, biasanya ada empat jenis penyakit yang kerap menyerang hewan kurban, yakni semi katarak atau pink eye, kudis atau scabies pada kambing, cacing hati pada sapi atau fasciolosis serta pilek atau rhinitis akibat terserang virus. “Keempat penyakit itu paling sering menyerang hewan kurban, peyebabnya sangat bervariasi, maka harus kita cegah,” jelasnya.
Meski ada beberapa penyebab, namun yang paling dominan adalah lingkungan yang kotor. Pemilik, harus rutin membersihkan kandang hewannya setiap hari.
“Jangan sampai rumput yang hendak dimakan, tercemar oleh fesesnya sendiri,” pungkasnya. (OL-6)
Distribusi hewan kurban ini menyasar ke daerah tertinggal agar keberkahan Idul Adha tersebar merata.
Daya Group kembali menyalurkan hewan kurban sebagai bagian dari komitmen sosial perusahaan di wilayah sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat.
Pembagian apresiasi dalam bentuk hewan kurban kambing kepada Mitra Pengemudi Grab telah dilaksanakan secara bertahap pada 2-4 Juni 2025 di lebih dari 30 kota.
Mitra Jejaring Kurban adalah sebuah inisiasi gerakan kurban dengan mekanisme jual langsung yang dilakukan mitra peternak individu Jaringan Dompet Dhuafa
Hari Raya Idul Adha bukan hanya bentuk ketaatan spiritual, melainkan juga momentum penting untuk menguatkan solidaritas sosial dan kepedulian terhadap isu-isu mendesak.
Golden Tulip Pontianak meyerahkan 1 ekor hewan kurban untuk dibagikan ke seluruh karyawan Hotel Golden Tulip Pontianak dan masyarakat sekitar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved