Direktur Utama PT TransJakarta Steve Kosasih berencana memperluas layanan bus TransJakarta.
Ia menerangkan bahwa nantinya bus TransJakarta maupun bus-bus dari operator lainnya yang telah berintegrasi dengan TransJakarta akan mengisi kekurangan bus angkutan kota pada rute-rute umum di luar koridor TransJakarta.
Setidaknya ada 300 unit bus yang akan dioperasikan PT TransJakarta dalam program ini. Kosasih berpendapat kebijakan ini harus dilakukan sebab, angkutan umum di Jakarta masih kurang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Langkah ini pun diartikan sebagai wujud dari kewajiban Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PT TransJakarta memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat melalui penyediaan transportasi publik yang aman, nyaman dan terjangkau. Sebab, nantinya bus-bus yang mengisi rute-rute angkutan umum ini akan bertarif sama dengan tarif bus TransJakarta yakni Rp3.500.
“TransJakarta akan mengisi kesenjangan tersebut dengan mengoperasikan bus-bus pada rute-rute yang gemuk. Gemuk dalam arti busnya banyak karena trayek banyak yang bersinggungan tetapi tidak berkualitas baik,†kata Kosasih ketika dihubungi, Senin (4/1).
Langkah ini pun sudah sejak lama didukung oleh Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI. Untuk tetap mengedepankan pembayaran transaksi nontunai, nantinya di dalam setiap bus akan ditempatkan satu unit mesin tapping. Masyarakat pun diharuskan membayar dengan uang elektronik.
Bus-bus yang dioperasikan di rute-rute umum tersebut nantinya akan tetap berstandar tinggi sesuai dengan standar pelayanan minimum (SPM) yang ditetapkan oleh PT TransJakarta seperti, bus dengan pendingin ruangan, dilengkapi dengan kamera CCTV dan bus berstandar internasional.
Kemudahan lain yang didapat masyarakat saat bus ini beroperasi nantinya ialah tidak perlu membayar lagi ketika ingin beralih moda ke bus TransJakarta atau bus-bus lain yang telah berintegrasi dengan bus TransJakarta.
“Sekali naik Rp3.500 dan bisa berpindah ke bus TransJakarta atau bus pengumpan atau bus TransJabodetabek tidak usah bayar,†tutur Kosasih.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Kosasih menyebutkan pihaknya telah melakukan pembelian bus hingga 2000 unit pada tahun ini baik melalui e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) maupun skema pembayaran operator dengan tarif rupiah per kilometer.
Selain itu ada pula pembelian 1000 unit bus kota dan 100 unit bus tingkat yang akan dilakukan PT TransJakarta tahun ini. Semua pengadaan ini didanai dari Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) tahun 2015 yang telah cair sebesar Rp700 miliar. Di samping itu, PT TransJakarta juga sudah mampu melakukan pinjaman ke Bank DKI hingga sebesar Rp1,2 triliun. Kosasih pun yakin dengan semakin meluasnya layanan dan bertambahnya bus TransJakarta baik dari operator maupun pembelian mandiri, target 1 juta penumpang per hari dapat terwujud.
Ketua Organda DKI Safruhan Sinungan pun menyambut baik kebijakan pengoperasian bus TransJakarta pada rute-rute umum. Menurutnya revitalisasi angkutan umum hingga ke moda-moda bus kecil juga tidak bisa ditunda. Sebab, kebutuhan angkutan umum yang layak sudah sangat diminta oleh masyarakat.
“Sudah tidak bisa ditunda memang. Penyediaan angkutan umum yang layak kan amanat undnag-undang. Ini wajib. Kami sangat mendukung,†kata Safruhan ketika dihubungi Media Indonesia.
Ia mengatakan hadirnya bus TransJakarta di rute-rute umum ini juga sekaligus menantang para pengusaha angkutan umum agar segera mau direvitalisasi dan bergabung dengan TransJakarta. Safruhan yakin dengan kehadiran bus TransJakarta di rute-rute umum, tidak menutup kemungkinan akan membuat pengusaha angkutan umum merugi dan perlahan mati.
Safruhan pun sudah turut merekomendasikan agar koperasi-koperasi angkutan umum bisa dirampingkan dengan jalan penggabungan agar lebih efisien dalam kerja sama dan juga mudah diawasi.
“Saya sudah usulkan ke pengusaha untuk kira-kira bergabunglah supaya angkutan bus sedang ini badan usahanya hanya dua saja. Kalau sekarang kan ada lima. Nanti biar lebih mudah interaksinya dengan pemerintah dan mengawasinya. Karena sekarang kalau TransJakarta sudah masuk ini pilihannya tinggal dua, mau berubah atau pelan-pelan mati,†ujarnya.
Ke depannya, Safruhan pun akan segera membicarakan proyek percontohan revitalisasi angkutan umum bus kecil. Sebab, menurutnya tidak hanya bus sedang dan bus besar yang harus direvitalisasi. Pemprov juga harus turut memperhatikan angkutan umum kecil yang melayani hingga ke pinggir kota.
“Saya sedang koordinasikan dengan Dishubtrans. Mudah-mudahan kuartal kedua awal sudah ada pilot project untuk revitalisasi angkutan kota yang kecil. Supaya ke depannya masyarakat bisa benar-benar menikmati angkutan yang nyaman sejak keluar rumah hingga tujuan aktivitasnya di pusat kota, atau dari hulu ke hilir,†terang Safruhan.(Q-1)