Media Indonesia didukung oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan dua unit taksi berbahan bakar gas di Balaikota DKI Jakarta. Peluncuran ini merupakan bagian dari studi kelayakan angkutan berbahan bakar gas.
Program ini diciptakan untuk mendukung dan kemudian menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam merumuskan rencana umum energi nasional (RUEN).
Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia Gaudensius Suhardi menyatakan ide konversi sumber energi dari bahan bakar minyak ke bahan bakar gas telah dimunculkan sejak awal tahun ini. Ide tersebut dijalankan secara bertahap dari adanya diskusi terbuka pada April lalu bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga mengeluarkan kebijakan konversi bahan bakar dalam bentuk gas dengan ukuran 3 kilogram untuk menggantikan minyak tanah di kebutuhan energi rumah tangga.
Gaudiensius menambahkan upaya konversi bahan bakar tak lain untuk memaksimalkan penurunan emisi gas karbon. Selain itu, cadangan bahan bakar minyak sudah menipis jumlahnya.
"Udara bersih adalah hak azasi setiap manusia. Program yang menuju arah penurunan emisi sehingga menjadikan udara bersih haruslah terus didorong," kata Gaudiensius di Balaikota, Rabu (30/9).
Kerja sama yang dilakukan dengan Pemprov DKI Jakarta dilakukan karena upaya yang telah dilakukan dengan mengeluarkan kebijakan peraturan daerah bagi para pegawai negeri sipil (PNS) agar menggunakan mesin ganda yang bisa menggunakan bahan bakar gas.
Gaudiens berharap Jakarta bisa menjadi percontohan konversi energi dari minyak ke gas, khususnya agar bisa ditiru daerah lainnya. Dalam kerja sama ini akan ada dua unit taksi masing-masing dari Express Group dan Bluebird yang berbahan bakar gas dan diuji coba kelayakannya.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun menyambut positif program ini. Ia pun mengatakan nantinya akan terus mendorong pengusaha stasiun bahan bakar umum (SPBU) agar mau membangun unit SPBG di dalamnya. Tak hanya itu, ia pun juga mengizinkan SPBG berjalan atau mobile refueling unit (MRU) dari perusahaan gas bisa ditempatkan di taman-taman agar masyarakat melihat semakin bertambahnya kemudahan dalam menggunakan BBG.
"Saya pikir ini positif sekali. Kami sudah keluarkan peraturan daerah soal mobil dinas harus pakai gas, tapi memang masih terkendala SPBG jarang. Makanya kami dorong tahun depan harus mulai banyak SPBG dan MRU. Kalau uji kelayakan ini baik tahun depan kita minta Toyota ikut pengadaan mobil dinas BBG dengan ikut lelang atau masukkan di e-catalogue," kata Ahok.
Meskipun harga BBG lebih murah daripada BBM yakni Rp 3100 perliter setara premium (LSP), Ahok menilai untuk tarif taksi BBG harus tetap dihitung. Namun, ia yakin harganya tidak terlalu jauh berbeda.
Selain dua unit taksi BBG, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia juga memberikan 8 unit mobil Toyota jenis Vios yang menggunakan BBG kepada Pemprov DKI Jakarta untuk dijadikan kendaraan operasional.
Direktur Usaha dan Hubungan Luar PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia I Made Dana Tangkas menyebutkan studi kelayakan kendaraan berbahan bakar gas ini akan dijalankan selama satu tahun. Selama itu pihaknya akan secara langsung mengawasi pengoperasian mesin mobil-mobil tersebut. Tak hanya itu, pihaknya juga mendorong pemprov secara bertahap mengeluarkan regulasi berkaitan dengan angkutan umum maupun kendaraan pribadi berbahan bakar gas.
"Ya kami akan awasi langsung, kami evaluasi. Tak hanya itu, kami menunggu aturan resmi. Karena dalam mengkonversi bahan bakar itu perlu adanya dukungan dari pemerintah dalam bentuk kebijakan," kata Made.(Q-1)