Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Daarul Rahman dari Senopati ke Jagakarsa

Akmal Fauzi
08/9/2015 00:00
Daarul Rahman dari Senopati ke Jagakarsa
(MI/Teresia Aan Meliana)
PONDOK pesantren yang berdiri sejak tahun 1975 di tengah kawasan bisnis  kota metropolitan Jakarta dengan  luas areal kurang lebih 3.000 meter persegi  pindah lokasi  ke  Jalan Muhammad Kahfi II Kavling DKI Jagakarsa Jakarta Selatan dengan luas lebih besar sepuluh kali lipat.

Pondok Pesantren (Ponpes)  Daarul Rahman, pimpinan KH. Syukron Makmun, yang tadinya berada  di  Jl. Senopati Dalam II   Kebayoran Baru Jakarta Selatan itu, Selasa (8/9) resmi pindah ke kawasan Jagakarsa yang ditandai dengan  Peletakan Batu Pertama  oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin untuk pembangunan pondok pesantren.   
Ponpes yang sering disebut “Oase Spiritual di Jantung Jakarta” ini  akan menempatkan lokasi baru seluas 3 hektar. Dan boleh dibilang Ponpes besar dan tertua di Jakarta ini sudah melahirkan para kyai ternama dan kini sudah memiliki sekitar 73 pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia di bawah asuhan alumninya.

Kepindahan ponpes tertua di Jakarta ini diamini oleh mantan Ketua Umum Ikatan Keluarga  dan Alumni Daarul Rahman (IKDAR) tahun 2014, Ustadz Soleh Sofyan yang mengungkapkan,  kepindahan ini adalah keniscayaan dan solusi tepat demi kesinambungan dalam dunia pendidikan yang lebih nyaman dengan fasilitas lebih lengkap.

“Lahan yang lebih luas dan suasana lebih membumi dengan alam yang asri tanpa gangguan bisingan suasana tengah kota, karena itu saya setuju,” imbuh ustadz muda ini.

Ponpes Daarul Rahman didirikan pada 11 Januari 1975 oleh KH. Syukron Makmun bersama para kyai seperjuangan diantaranya KH. Untung Ghozali BA (Alm), KH. Mansyuri Baidlowi MA, Ust. Nuharzim  BA, KH. Abdul Qodir Rahman. Pesantren ini tadinya menempati lahan wakaf H. Abdurahman Naidi. Kawasan Senopati pada tahun 1970-an masih berbentuk kampung. Tapi pesatnya perkembangan Jakarta pada tahun 1980-an dengan cepat mengubah kawasan ini dari kampung menjadi segitiga emas bisnis Jakarta.

Idealisme Kyai Syukron untuk mendirikan pesantren Daarul  Rahman yaitu ingin menggabungkan antara model klasikal ala pesantren Gontor dan model Salafiyah. Cita-cita ini tak lepas dari latar belakang pendidikannya. Kyai yang berasal dari Madura, ini pada awalnya menempuh pendidikan sekolah guru di Madura. 

Santri pesantren Daarul Rahman tidak terbatas dari Jakarta, mereka juga berasal dari seluruh penjuru tanah air, dari Sabang sampai Merauke, bahkan ada yang dari negeri Jiran, Malaysia. 

Dalam usia ke 40 tahun, Ponpes Darul Rahman telah menghasilkan ribuan alumni. Kini di antara mereka telah berhasil membuka pesantren dan menjadi dai terkenal dan berdedikasi tinggi.meneruskan jejak sang Guru KH. Syukron Ma’mun yang terkenal sebagai singa podium di eranya. (J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya