Jumat 10 Juli 2015, 00:00 WIB

Kuli Panggul di Pasar Tanah Abang pun Kebanjiran Order

Deni Aryanto | Megapolitan
Kuli Panggul di Pasar Tanah Abang pun Kebanjiran Order

MI/Arya Manggala

 
Mendekati Hari Raya Idul Fitri, tingkat permintaan kebutuhan perlengkapan pakaian di masyarakat terus tinggi. Akibatnya, dapat dipastikan hampir seluruh pusat perbelanjaan yang menawarkan komoditas barang tekstil diserbu pengunjung.

Tradisi tersebut tiap tahunnya terus berlangsung seperti di Pasar Blok A Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sejak pagi, seakan pengunjung berlomba-lomba membanjiri pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara itu. Pengunjung tidak hanya datang dari pembeli secara personal, namun juga pedagang eceran dari tempat lain.

Barang bawaan yang dibawa pulang pengunjung, mulai dibungkus menggunakan kantong plastik sampai sejumlah karung ukuran besar. Khusus menjelang hari raya, harus siap berdesak-desakan di Pasar Blok A Tanah Abang. Kondisinya seperti yang tergambar pada Jumat (10/7) atau sepekan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Siang itu, seluruh akses jalan pengunjung begitu sesak. Untuk bergerak dari satu toko ke toko lain, pengunjung harus rela saling berhimpitan badan dengan yang lainnya. Di saat seperti itu, udara penyejuk dari alat pendingin ruangan gedung tidak begitu terasa membantu.

Sebagian pengunjung harus berjuang memburu barang yang ditaksir dengan keringat yang membasahi tubuh. Jangankan untuk berjalan agak cepat, mengayunkan langkah kaki saja dilakukan secara sabar supaya tidak saling injak.

Namun kondisi demikian tidak berlaku bagi Soleh,29. Pria yang berprofesi sebagai porter atau kuli panggul tersebut tetap lincah bergerak di antara kepadatan pengunjung, meski memanggul sebuah karung besar berisi pakaian yang ditumpu di punggung kanannya.

Pada moment seperti ini, profesi seperti Sholeh memang ikut disibukan oleh ramainya aktivitas pasar. Kesibukan jasa angkut barang berlangsung mulai dari dalam serta sekitar area pasar.

"Kuli panggul mah sudah biasa padat kayak begini. Pengunjung juga sudah mengerti kalau ketabrak kita waktu lewat. Soalnya emang harus buru-buru, masa kita bawa barang jalannya pelan," ucapnya.

Tiap menjelang hari-hari besar, diakui pria asal Tasikmalaya, Jawa Barat, ini sebagai waktu untuk mengais rejeki lebih. Banyaknya aktivitas jual-beli mendatangkan banyak orderan angkut barang.

"Baru istirahat sebentar sudah ada barang datang lagi. Untuk barang pedagang, biasanya (porter) sudah tahu jadwalnya. Kalau barang pembeli, biasanya kita nunggu sambil nongkrong di dalam," katanya.

Dalam sehari, penghasilan Rp500-Rp600 ribu dapat dikantongi dari hasil jual tenaga angkut. Ongkos angkut yang ditarik tergantung dari berat barang dan tujuan antar. "Jarak dekat ke parkiran bisa Rp30 ribu, atau Rp80 ribu ke tempat ekspedisi (jasa antarbarang) di sekitar pasar," jelasnya.

Sebagian porter biasanya sudah memiliki konsumen tetap. Setiap hari, mereka tinggal menunggu barang yang akan diantar. Rata-rata, konsumen para porter merupakan pedagang di Pasar Blok A atau dari luar.

"Kapan mobil barang datang kita sudah tahu. Untuk langganan, biasa sering kasih kabar lewat telepon kalau lagi ada kerjaan," cerita Asep, porter lain.

Selain bertugas membawa barang ke tujuan, para porter sering dituntut pula untuk membantu mengepak barang ke dalam karung. Biaya yang dibebankan sudah masuk dalam jasa antar. Jika hari biasa, Asep hanya mampu memperoleh penghasilan maksimal Rp150 ribu setiap sehari.

Namun saat seperti ini, jumlahnya dapat melonjak sampai tiga kali lipat. "Puasa paling enggak dapat Rp400 ribu. Biar harus sampai mandi keringat, yang penting kan uangnya. Lumayanlah buat Lebaran," ungkapnya.

Meski banyak orderan yang datang, tidak semua porter mau menampung, contohnya Umar,42. Selama bulan Ramadan, ia hanya khusus mengantar barang dengan jarak dekat. Pengantaran barang lebih sering dilakukan dari gudang ke dalam toko.

"Jauh-jauh takut enggak kuat, soalnya lagi puasa. Sayang aja kalau puasanya sampai jebol. Masalahnya cuma setahun sekali," tuturnya.

Untuk pengangkutan dari gudang ke toko, kata Umar, memang relatif lebih murah dibandingkan mengantar ke lokasi parkir kendaraan, atau ke tempat jasa ekspedisi barang. Setiap hari, para porter mulai beraktivitas pukul 08.00 - 17.00.

"Toko-toko sudah pada berlangganan kuli angkut. Makanya tidak terlalu mahal. Kadang ada yang cuma kasih Rp20 ribu. Alhamdulillahnya kalau bulan puasa ketemu aja rezeki lebih," tutupnya. (Q-1)

Baca Juga

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/

Sambut Mudik Lebaran, Dishub DKI Gelar Uji KIR Keliling

👤Putri Anisa Yuliani 🕔Jumat 24 Maret 2023, 15:47 WIB
Dinas Perhubungan DKI Jakarta meluncurkan layanan Uji KIR Keliling di sejumlah terminal Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) di...
Antara

Pemkot Bekasi Tiadakan CFD Selama Ramadan

👤Rudi Kurniawansyah 🕔Jumat 24 Maret 2023, 15:45 WIB
PLT Wali Kota Bekasi Tri Adhianto secara resmi meniadakan kegiatan rutin Car Free Day (CFD) atau hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) yang...
DOK PEMPROV DKI

Pj Gubernur Heru Dukung Pembangunan Fisik Permudah Mobilitas Warga

👤mediaindonesia.com 🕔Jumat 24 Maret 2023, 12:49 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi langkah Pj. Gubernur Heru yang telah melakukan koordinasi yang intensif dengan berbagai...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya