Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Belum Semua Jalur Kuning di Pedestrian Jakarta Ramah Difabel

Haufan Hasyim Salengke
02/8/2018 19:10
Belum Semua Jalur Kuning di Pedestrian Jakarta Ramah Difabel
(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

FUNGSI yellow line atau jalur warna kuning yang dibuat dengan paving block dan dipasang pada badan pedestrian adalah untuk memudahkan kaum difabel mengakses jalur khusus pejalan kaki.

Namun di sejumlah tempat di Jakarta, yellow line justru belum sepenuhnya ramah kaum tunanetra. Pasalnya, beberapa akses khusus itu terhalang pohon, tiang lampu penerang jalan, tiang jembatan penyebrangan orang, hingga pilar bollard.

Pantauan Media Indonesia, yellow line di sepanjang Jl MT Haryono, Jakarta Timur, bermasalah. Warnanya pun mulai memudar dan ada beberapa bagian yang terlepas. Kondisi serupa juga terlihat pada sepanjang jalan menuju Jl Otista Raya, Jatinegera, dan sekitar Universitas Indonesia, Salemba.

Sementara dari perempatan lampu lalu lintas Matraman hingga sebelum Universitas Indonesia, Salemba, belum terpasang yellow line.

Yellow line yang terpantau dalam kondisi bagus dan tepat berada pada Jl Yos Sudarso, meskipun pemasangannya belum selesai. Begitu juga di jalur pedestrian sekitar Danau Sunter, serta Waduk Sunter Selatan. Jalur tidak terhalang oleh pohon maupun tiang lampu penerangan.

Salah satu warga, Yudi, 32,  yellow line yang terhalang pohon atau belum sempurna umumnya berada di trotoar-trotoar lama yang belum dibenahi oleh Pemprov DKI.

"Seperti ini nih kan tidak baru, memang yang lama-lama banyak berkondisi begini," kata Yudi merujuk kondisi pedestrian sepanjang Jl MT Haryono ke arah Jl Otista.

Amin, warga Jakarta Utara, menyebut jalur khusus kaum tunanetra sangat penting untuk memudahkan mobilitas mereka yang terbatas.

"Harus direvitalisasi dan dibuat ramah kaum difabel. Sesuai dengan keinginan Jakarta menjadi kota ramah difabel," pungkasnya.(OL-6)

Ia melanjutkan, pedestrian-pedestrian di wilayah Jakarta harus direvitalisasi dan dibuatkan ramah kaum difabel. Karena di sisi lain, kata dia, Jakarta berusaha mengukuhkan diri sebagai kota yang ramah untuk kalang difabel. (Hym)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya