Limbah Rumah Tangga Mengotori Kota Adipura

KURANGNYA tong sampah di Kota Depok membuat limbah rumah tangga berserakan di tepian sungai sekitar lingkungan Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersih-an (DLHK) Kota Depok.

Sampah itu dibiarkan begitu saja. Dinas LHK yang menangani masalah kebersihan di kota yang meraih Adipura Metropolitan 2017 tersebut seolah-olah sudah kehilangan malu.

Seorang warga yang juga pecinta alam bernama Roberto mengaku miris melihat sampah menjejali saluran air yang lokasinya persis di belakang kantor DLHK di Jalan Raya Bogor Km 37, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos.

"Sampah-sampah itu membuat dangkal. Sungguh perbuatan yang tidak memahami lingkungan," kritiknya, kemarin.

Kepala Dinas LHK Kota Depok Etty Suryahati mengaku tak tahu bahwa di sekitar kantornya terjadi penumpukan sampah. "Tumpukan sampah di mana, ya," kilah mantan Sekretaris Daerah Kota Depok itu ketika dimintai konfirmasi oleh Media Indonesia lewat telepon selulernya.

Etty juga mengaku tidak tahu bahwa salah satu warga Kelurahan Pasir Putih, Sa-wangan, meninggal akibat tertimbun sampah. Usman, 50, beberapa hari lalu hanyut dan ditemukan dalam kondisi meninggal tertimbun tumpuk-an sampah.

Ia sepertinya tidak terganggu dengan banyaknya sorotan masyarakat lantaran setahun lalu tetap berhasil meraih penghargaan Adipura dari pemerintah pusat. "Sudah dulu ya, saya lagi dinas luar kota ke Bandung, saya lagi di atas mobil," sebutnya.

Selain sampah di lingkungan kantor pemerintah, Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Cipayung, Kota Depok, juga memprihatinkan lantaran tidak dikelola dengan baik. Gunungan sampah menyebabkan pendangkalan kali TPA Cipayung.

Kepala Unit Pelaksana Teknis TPA Cipayung, Kota Depok, Ardan Kurniawan mengakui telah terjadi pendangkalan aliran air di TPA. Namun, katanya, pendangkal-an terjadi bukan semata disebabkan tumpukan sampah TPA Cipayung. "Tapi ada juga sampah kiriman mengingat Kali Pesanggrahan mengalir dari Bogor," imbuhnya.