Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Sensasi Virtual Reality Pasar Smart

Gana Buana/J-1
04/6/2018 04:45
Sensasi Virtual Reality Pasar Smart
(MI/Liliek Dharmawan)

BERBELANJA di pasar smart seperti vakansi. Salah satunya di Pasar Pondok Indah. Pasar tersebut tak hanya menyajikan pembayaran nontunai melalui QR code, tetapi pengunjung juga sekaligus bisa menikmati wisata.

Di salah satu sudut gedung pasar terdapat permainan paralayang dengan menggunakan teknologi virtual reality (VR). Berbekal peralatan mirip permainan paralayang dengan seat harness berikut talinya, pengunjung bisa merasakan sensasi seperti naik paralayang sungguhan.

Sayap paralayang dibuat menggantung di udara dengan dukungan kipas angin. Pengunjung yang seolah melayang akan mendapat efek embusan angin seakan-akan sedang melayang.

Namun, panorama yang disuguhkan, sesungguhnya hanyalah bayang-bayang virtual. Bayangan itu akan dirasakan melalui teknologi yang disisipkan melalui kacamata VR yang sudah disediakan. "Wah apa ini?," tanya Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, yang tengah menjajal fasilitas tersebut seusai meresmikan Pasar Smart Pondok Indah, Sabtu (2/6). Kepala Sandi turut menoleh ke kanan dan ke kiri seakan sambil melihat pemandangan. "Ini Pegunungan Alpen ya, ada saljunya," cetusnya.

Sandiaga seolah larut dalam realitas virtual yang dibuat melalui teknologi tersebut. Ia seperti tak sadar sebetulnya masih berada dalam sebuah pasar. Setelah menikmati petualangan singkat itu, ia menyampaikan teknologi VR dapat menjadi daya tarik pasar.

Meski cukup puas dengan pengalaman baru itu, ia berharap supaya pemandangan yang melengkapi petualangan itu bukan hanya diambil dari luar negeri. "Coba pemandangan yang disajikan itu menggunakan pemandangan di Indonesia seperti Danau Toba," sarannya.

Akses transportasi

Pada kesempatan itu, Sandi juga membahas akses transportasi umum menuju Pasar Pondok Indah di Jalan Ciputat Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, belum memadai. Rencananya, akses bus Trans-Jakarta diperluas ke pasar cerdas tersebut. "Kalau tidak kereta atau Trans-Jakarta, atau apa gitu lo supaya ramai," ujarnya kepada pengelola pasar.

Menurut Sandi, konsep pasar cerdas bisa dibuat kekinian. Apalagi zaman sudah serba-online sehingga transportasi daring pun bisa jadi alternatif. Untuk itu, ia meminta pengelola Pasar Pondok Indah bekerja sama dengan penyedia jasa transportasi daring.

Jika akses transportasi menuju pasar mudah, ia yakin pembeli datang dengan sendirinya. "Dan kalau customer datang sendiri, yang punya tempat akan merasakan bisnisnya naik dan lapangan kerjanya terbuka," kata Sandiaga lagi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya