Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SEJUMLAH organisasi masyarakat, komunitas, dan aktifis mendeklarasikan gerakan #AksiNyataUntukIndonesia di kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (3/5). Mereka ialah Front Pemuda Islam Indonesia (FPII), Forum Aktifis Jakarta (Fajar), serta sejumlah organisasi mahasiswa dan pemuda kedaerahan.
Kegiatan car free day (CFD) yang seharusnya dimanfaatkan untuk kepentingan lingkungan hidup, olahraga, seni, dan budaya di kawasan Sudirman-Thamrin Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (29/4) lalu diwarnai dengan kegiatan bernuansa politik dan kampanye calon presiden. Kegiatan itu sejak awal bertentangan dengan Peraturan Gubernur DKI Nomor 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau CFD.
"Sekelompok orang dengan kaos #GantiPresiden2019 dalam kegiatan tersebut melakukan perilaku diskriminasi, intimidasi, dan persekusi terhadap kelompok yang berseberangan pendapat," tegas M Adnan juru bicara #AksiNyataUntukIndonesia dalam deklarasi dan konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Menurut Adnan, bukan hanya orang dewasa, ibu dan anaknya yang melintas Bundaran HI menggunakan kaos #DiaSibukKerja pun ikut menjadi korban perilaku primitif yang sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Untuk itu, Adnan mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia siapa pun dia ormas/OKP/LSM/komunitas/pemuda/mahasiswa yang tergerak hatinya untuk menciptakan demokrasi yang bermartabat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dengan menyatakan, mengecam perbuatan oknum yang melakukan diskriminasi dan intimidasi karena perbedaan pandangan politik dalam acara CFD 29 April 2018 serta mendukung aparat untuk melakukan penegakan hukum.
Kedua, mengajak untuk saling menghargai hak asasi dan perbedaan pandangan antaranak bangsa dengan tidak mendiskriminasi yang menyudutkan salah satu kelompok atau golongan manapun
Ketiga, melakukan refleksi untuk mengembalikan nilai-nilai luhur dan budaya bangsa sesuai dengan Pancasila di tengah derasnya arus globalisasi.
Dia menambahkan, gerakan ini didukung juga oleh tokoh-tokoh nasional yang prihatin atas kejadian intimidasi dan persekusi pada CFD lalu, antara lain Prof Dr Jimly Asshiddiqie (anggota Dewan Penasihat Presiden), J Kristiadi (Peneliti CSIS), Bambang DH (mantan Wali Kota Surabaya), DR Marlina Irwanti (anggota DPR RI), DR Agus Hari Hadi (akademisi), Nevi Marlina (pengusaha/aktifis), dan KH Ahmad Bagdja (tokoh agama).
"Hingga saat ini lebih dari 200 komunitas, ormas dan perorangan yang memberikan dukungan, tentu saja ini hal yang baik bahwa intimidasi dan persekusi karena perbedaan pandangan dalam politik adalah keprihatinan bersama yang harus di lawan bersama-sama," pungkasnya. (RO/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved