Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Tetap Waspadai Banjir hingga 18 Februari

Aya/Nic/Ssr/J-4
17/2/2018 08:31
Tetap Waspadai Banjir hingga 18 Februari
(ANTARA FOTO/Reno Esnir)

CUACA ekstrem di Jakarta dan sekitarnya diprediksi masih akan berlangsung hingga 18 Februari. Pemerintah diminta waspada menghadapi potensi banjir, apalagi jika hujan berintensitas tinggi dibarengi dengan rob akibat air laut pasang.

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut kondisi tersebut belum seberapa karena kondisi air laut tidak pasang. "Untungnya banjir yang terjadi kemarin murni karena intensitas hujan yang berlangsung 3-5 jam," kata Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko, kemarin.

Kelak, semua pihak diminta mewaspadai hujan, apalagi jika disertai air laut pasang. Menurut Hary, intensitas hujan yang tinggi belakangan ini disebabkan angin siklon. Setelah terjadi di Jakarta bagian timur dan selatan, bagian utara belakangan ini lebih banyak tercurah oleh hujan.

"Angin dari beragam arah berkumpul di atas tanah Pulau Jawa bagian utara, termasuk Jakarta Utara. Itu menyebabkan awan membentuk gumpalan yang menyebabkan hujan," papar Hary.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk menyiagakan seluruh pompa air yang ada. "Kita terus monitor. Kali ini banjirnya agak genit ini. Dari selatan pindah ke utara, terutama di Kelapa Gading, Tanjung Priok, Sunter, itu memang Kali Sunter-nya agak tinggi," ujarnya pada Kamis (15/2).

Pada Kamis, banjir dan genangan terjadi di puluhan titik di Ibu Kota. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sekitar 53 wilayah rukun warga (RW) terkena dampak banjir dengan tinggi berkisar antara 30 cm dan 100 cm. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menyebut banjir terjadi di 67 RW pada sembilan kecamatan, dengan titik banjir terbanyak ada di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.

Sebanyak lima RW di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, terendam banjir. Sementara itu, tujuh titik lainnya berada di tiga kecamatan, yakni Pademangan, Tanjung Priok, dan Kelapa Gading. Luapan Sunter menyebabkan kawasan Kelapa Gading, dan Sunter, Kecamatan Tanjung Priok, banjir mencapai 30 cm hingga 50 cm.

"Itu akibat Kali Sunter, kan urat nadi Kelapa Gading. Aliran airnya berasal dari Kali Betik. Air keluar dekat Pertamina, Plumpang. Tapi, air tertahan di Kali Sunter karena sudah mencapai ke sheetpile, hampir luber," kata Kepala Satuan Pelaksana Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara, Rukmana, kemarin.

Sejatinya Kali Sunter memiliki lebar 23 meter. Namun, itu tidak juga sanggup menampung luapan air saat hujan ekstrem pada hari itu. "Akibat hujan yang merata jadi air yang ratusan ribu kubik itu tidak tertampung. Akibatnya, sebagian besar kecamatan di Jakarta Utara terendam banjir," imbuhnya.

Selain itu, air di saluran penghubung (PHB) di Kelapa Gading, terutama PHB Nias dan PHB Jingga, juga meluap. Pihaknya mengerahkan enam dari 24 unit pompa di Jalan Boulevard Barat. Suku Dinas SDA secara keseluruhan memberdayakan 24 unit pompa stasioner dengan kapasitas masing-masing mesin 200 liter per detik.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya