Headline

Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.

Bisnis Senjata Ilegal Goda Pak Dokter

Sru/J-1
04/12/2017 07:11
Bisnis Senjata Ilegal Goda Pak Dokter
(MI/ARYA MANGGALA)

BESARNYA pangsa pasar dan pendapatan yang lebih menarik ketimbang menjadi seorang dokter membuat dokter Sony Sujatno memilih 'berkarier' sebagai pedagang senjata api ilegal.

Menggunakan R Roby Yogianto sebagai kaki tangannya, ia menjual senjata api lewat media sosial.

Dokter Ryan Helmi, 41, salah satu konsumennya. Ryan membeli senjata jenis revolver SW kaliber 3,8 yang ditawarkan Roby senilai Rp20 juta untuk menembak istrinya sendiri, Letty Sultri, 46, yang juga berprofesi sebagai dokter.

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta menerangkan Sony yang juga telah menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan dokter itu mengaku mendapatkan senjata jenis revolver tersebut dari seorang anggota TNI-AU. Senjata api itu dibelinya pada 1990.

"Dia bertemu dengan oknum ini saat dulu sering kumpul dengan anggota Perbakin," ujarnya.

Dokter spesialis penyakit dalam sebuah rumah sakit di Jawa Timur itu memiliki usaha penjualan senjata airsoft gun.

Dari keterangan tersangka Ryan Helmi, penyidik menggeledah rumah Sonny di Kompleks Vila Bukit Regensi Surabaya.

Sejumlah barang bukti berupa 2 senjata revolver, 20 senjata rakitan dan airsoft gun, serta 1.750 amunisi ukuran 9 milimeter hingga 32 milimeter disita tim gabungan Jatantras.

"Dari barang bukti, kami juga temukan kartu anggota Perbakin dan beberapa kartu ATM. Di samping sebagai dokter, dia juga hobi menembak," tutur Nico.

Saat dihubungi di kesempatan terpisah, mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen Purnawirawan Kiki Syahnakri mengatakan mudahnya mendapatkan senjata api ilegal di Indonesia tak lepas dari lembeknya penindakan terhadap pelaku, baik pedagang maupun pembeli.

"Yang mengadakan senjata api itu tidak banyak, pasti itu-itu saja orangnya. Aparat pasti tahu. Jika mau bertindak tegas, dengan data itu sudah cukup," tegasnya.

Saat ini, sambung Kiki, Indonesia sudah menjadi surganya peredaran senjata api ilegal.

"Sulit untuk bisa mengawasi peredaran senjata ini karena sudah sangat terbuka aktivitasnya," tukas Kiki.

Laris manis

Long, salah satu pedagang senjata, mengatakan senjata selundupan banyak masuk dari Thailand, Filipina Selatan, dan negara barat yang dipesan institusi dalam jumlah besar.

"Kalau dari Filipina, masuknya ke Poso. Kalau dari Thailand, masuk lewat Aceh atau Medan. Kalau dari negara Barat, itu sudah permainan besar," ungkap anak muda tersebut.

Senjata-senjata selundupan tersebut selanjutnya didistribusikan ke wilayah konflik di berbagai daerah.

Senjata laras panjang buatan Rusia yang paling dicari karena memiliki daya rusak lebih tinggi jika dibandingkan dengan buatan Amerika Serikat.

"Daya rusaknya berbeda dan penggunaannya juga lebih sederhana," imbuhnya.

Selain senjata siap pakai, pemasok juga sering 'mengimpor' komponen senjata rakitan.

Popor (lipat dan lurus), laras, dan magasin yang dibeli secara terpisah itu selanjutnya dirakit untuk menciptakan model senjata sesuai keinginan.

"Kalau rakitan, harganya jadi lebih murah. Jadi lebih mudah juga menjualnya karena murah. Ini yang paling laris," tambah Long.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya