Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
WARGA tampak antusias menunggu Bus Wisata Jakarta. Mereka berbaris dengan rapi di depan pagar halte Monas I. Tak henti-hentinya mereka melihat arah datangnya bus, berharap bus yang akan melintas ialah bus wisata. Anak-anak yang ikut mengantre juga tak berhenti bertanya kepada orangtua mereka. “Masih lama, ya, ma? Kapan busnya datang? Itu bukan, ya, ma?” tanya salah satu anak perempuan berusia enam tahun. Sebagian lagi duduk sambil memperbincangkan objek wisata Jakarta. Ada yang berswafoto untuk diunggah ke jejaring sosial. Kebanyakan dari mereka wisatawan luar daerah yang baru pertama kali mencoba bus wisata.
Hesti, 30, yang datang dari Kalimantan mengaku dia beserta keluarga baru pertama kali datang berlibur ke Jakarta dan sangat penasaran ingin mencoba bus wisata. Terlebih bus wisata gratis membuatnya semakin antusias. “Kapan lagi bisa naik bus tingkat, di Kalimantan enggak ada bus kayak begini. Apalagi bisa keliling Jakarta sepuasnya enggak usah bayar,” cetusnya. Setelah ia menunggu selama 20 menit, akhirnya bus yang ditunggu datang. “Itu busnya!” teriak salah satu anak dengan riang. Dari kejauhan tampak sebuah bus tingkat yang didominasi warna biru melenggang menuju halte Monas I.
Pada bagian depan bus membentang tulisan rute Kota Tua-Istiqlal. Ekspresi wajah para wisatawan langsung berubah. Yang tadinya lesu karena bosan menunggu, kini menjadi sangat antusias. “Duduknya pilih yang di atas ya! Yang dekat jendela biar puas lihat-lihatnya!” celoteh salah satu pemuda di baris tengah kepada teman-temannya yang lain. Pintu bus akhirnya dibuka, wisatawan menaiki bus. Wisatawan yang berbaris di belakang tak sabar ingin segera naik. Saling dorong akhirnya tak terelakkan. Antrean yang awalnya rapi menjadi semrawut. Pemandu wisata akhirnya turun tangan. “Pelan-pelan, ya, jangan dorong-dorong. Masih banyak kursi di atas yang kosong, semua pasti kebagian,” katanya sambil melambaikan tangan memberikan isyarat agar wisatawan kembali berbaris dengan rapi.
Bus wisata bertingkat. Tingkat pertama menampung 20 orang dan tingkat kedua 60 orang. Kemarin setidaknya 45 wisatawan mengisi bangku. Semua kebagian tempat duduk.
Bus wisata yang disediakan sangatlah nyaman. Pengatur suhu udara cukup dingin dan bus cukup bersih. Sebelum bus bergerak, seorang pemandu wisata segera menyampaikan, “Selamat Datang di Bus Wisata, tidak diperbolehkan untuk makan dan minum selama perjalanan. Wisatawan juga dilarang berdiri selama perjalanan dan diharapkan saling menjaga ketertiban guna kenyamanan bersama.” Akhirnya bus bergerak dengan tujuan mengelilingi Kota Jakarta.
Ikon Jakarta
Pada laman Trans-Jakarta jelas disebutkan bus wisata dilengkapi audio yang dapat menjelaskan latar belakang lokasi-lokasi yang disinggahi. Bus juga dapat memberikan informasi mengenai ikon-ikon Kota Jakarta. Namun, kenyataan malah sebaliknya. Sepanjang perjalanan dari Monas hingga Istiqlal tidak ada audio maupun pemandu wisata yang memberikan informasi mengenai ikon-ikon Kota Jakarta. Pemandu wisata duduk manis dan hanya menyebut halte tujuan selanjutnya tanpa memberikan informasi mengenai ikon itu. “Halte selanjutnya Balai Kota, penumpang yang ingin turun harap bersiap-siap,” tutur pemandu.
Zaid, 20, wisatawan asal Bogor, memuji bus wisata. Namun, ia menyesalkan pemandu wisata yang tidak memberikan informasi apa pun sehingga wisatawan menguap bahkan ketiduran. Menurutnya, sepanjang perjalanan banyak ikon menarik yang dilewati seperti Balai Kota, Istana Kepresidenan, Patung HM Thamrin, Patung Kuda, dan Museum Nasional yang pasti punya cerita menarik. Dalam menanggapi keluhan wisatawan, Marsudi selaku petugas Bus Wisata Jakarta berkilah pemandu sedang magang sehingga tidak bisa melayani masyarakat dengan baik.
“Mereka masih baru dan statusnya masih kami latih. Mereka juga belum paham mengenai sejarah ikon. Begitulah, ketimbang salah memberikan informasi, lebih baik mereka diam,” imbuhnya. (J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved