Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

MRT Terancam tanpa Stasiun di H Nawi

06/7/2017 08:40
MRT Terancam tanpa Stasiun di H Nawi
(MI/Arya Manggala)

MODA raya terpadu (mass rapid transit/MRT) berpotensi tidak akan punya stasiun di Haji Nawi, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Pasalnya, pembangunan Stasiun Haji Nawi masih terganjal pembebasan lahan di empat titik di lokasi tersebut.

"Semuanya berjalan seperti biasa, tapi kereta tidak akan berhenti, menurunkan dan menaikan penumpang di Stasiun Haji Nawi," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, kemarin.

Menurutnya, pengerjaan konstruksi rel di Jalan Haji Nawi masih berjalan. Hanya stasiun yang bermasalah. Sebanyak dua tiang stasiun belum bisa dipasang lantaran status lahan masih dalam proses hukum.

Pemilik empat lahan dengan luas total 260 meter persegi itu atas nama Heriyantomo, Mahes, dan Diraj mengajukan gugatan lantaran tidak sepakat dengan harga appraisal yang ditawarkan Pemprov DKI Jakarta, yakni Rp30 juta per meter persegi.

Pada 14 Juni, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutuskan harga ganti rugi menjadi Rp60 juta per meter persegi.

Namun, pemprov menolak dan mengajukan banding ke tingkat kasasi ke Mahkamah Agung (MA).

Idealnya, putusan akan keluar 30 hari setelah dokumen banding masuk.

Meski demikian, pihak MRT enggan berspekulasi kapan proses hukum bisa selesai.

Jika hingga tenggat pengoperasian, Maret 2019, proses hukum itu belum kunjung selesai, penumpang hanya bisa naik dari stasiun terdekat yakni Stasiun Cipete atau Stasiun Blok A.

"Jadi agak bolong karena lahan tidak available. Di titik itu tidak bisa dibangun apa pun," tegas Direktur Konstruksi PT MRT Silvia Halim.

Dia memastikan pembangunan teknis konstruksi rel dari fase 1 (Lebak Bulus-Hotel Indonesia) dan fase 2 (Bundaran Hotel Indonesia-Kampung Bandan) tidak akan terganggu.

Pembangunan konstruksi fase 2 akan dimulai pada Oktober 2018.

"Untuk jalur rel kereta yang berada di posisi tengah (median jalan) tetap dapat diselesaikan sesuai jadwal, dan dapat dipergunakan untuk operasi di Maret 2019," kata Silvia.

Koridor timur-barat

Seusai rapat dengan Menko Bidang Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, kemarin, William mengatakan pembangunan fase kedua akan dipersiapkan secara maksimal dan mendapatkan teknologi terbaik.

Tak hanya itu, menurutnya, Luhut juga meminta PT MRT fokus pada rencana pengembangan fase ketiga dan keempat yakni koridor timur-barat yang membentang dari Balaraja-Cikarang sepanjang 87 kilometer.

"Yang di Jakarta yaitu 27 kilometer mulai dari Kembangan ke Ujung Menteng," ucapnya.

PT MRT tengah melakukan studi serta berkoordinasi dengan Bappenas untuk pembangunan tahap pertama tersebut.

"Dananya US$3,9 miliar untuk yang 27 kilometer tadi. Sekarang lagi kita lihat, pendanaan jangan pemerintah langsung," katanya. (Aya/Nyu/J-4)




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik