Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta dalam waktu dekat menggelar aksi pembinaan penduduk (binduk) untuk mengantisipasi menetapnya pendatang baru pasca-Lebaran 2017. Binduk akan berlangsung di setiap kecamatan.
Binduk yang dalam pelaksanaannya cenderung merazia pendatang baru itu terutama digelar di kawasan permukiman padat penduduk. Misalnya, kawasan industri kecil, tempat tinggal ilegal, rumah susun dan apartemen, bantaran kali, pinggir jalan/rel kereta api, dan kolong jembatan/jalan tol.
"Saya perintahkan, masyarakat yang datang ke Jakarta kemudian tinggal di pinggir jalan, bantaran kali, atau kolong jembatan supaya segera ditertibkan. Kembalikan ke daerahnya atau kami ajak mereka ke panti-panti sosial untuk dibina," cetus Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, kemarin (Jumat, 30/6).
Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI setiap tahun rutin menggelar binduk pasca-Lebaran. Djarot menandaskan tidak ada kebijakan khusus bagi pendatang baru. Saat ini pihaknya sudah menyebarkan surat edaran ke kelurahan untuk mendata siapa pun yang datang ke Jakarta.
Menurut sosiolog Musni Umar, urbanisasi dan migrasi ke Jakarta tak bisa dicegah sebab Jakarta punya daya tarik dan tak ubahnya gula yang selalu dihampiri oleh ribuan semut. "Dari waktu ke waktu, urbanisasi dan migrasi ke Jakarta tak bisa dicegah," tandas Musni, kemarin.
Masalahnya, lanjut Rektor Ibnu Chaldun Jakarta itu, kebanyakan warga yang datang ke Jakarta tidak memiliki keterampilan. Mereka hanya sebatas mengandalkan ijazah. Padahal, yang dibutuhkan ialah keahlian. Tidak ada masalah jika kemudian yang datang ialah ahli memasak, ahli pertamanan, ahli menjahit, dan ahli bidang lainnya.
Jika yang datang merupakan para ahli, Jakarta tak akan mengkhawatirkan dampak urbanisasi. "Justru Jakarta akan semakin dinamis, berkembang dan maju karena kedatangan para ahli. Sekarang ini di Jakarta, titel atau gelar tidak lagi cukup untuk modal berkompetisi," jelas dia.
Musni lantas mengingatkan pemeo Jakarta yang menyatakan ada uang abang sayang, tak punya uang abang ditendang. "Pendatang bisa cepat sukses asalkan punya keterampilan. Bila tak punya kepakaran, sebaiknya jangan datang ke Jakarta," tutupnya. (Ssr/Gan/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved