Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERMINTAAN akan tenaga bantuan asisten rumah tangga (infal) kembali meningkat pada Hari Raya Idul Fitri kali ini. Bayaran yang jauh lebih besar dari biasanya kembali menarik para tenaga infal untuk bekerja di masa Lebaran. Salah satu penyalur tenaga infal di kawasan Cipete, Yayasan Cendana Raya (Bu Gito), mengaku telah menerima 300 hingga 400 pesanan tenaga infal untuk Lebaran Idul Fitri 2017 ini.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, ia memperkirakan ada sedikit peningkatan jumlah permintaan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, yayasan itu harus mendatangkan tenaga khusus infal dari kawasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, seperti Cirebon, Sumedang, dan Indramayu. Pemilik Yayasan Cendana Raya, Rumina Sugito, mengatakan urusan menyediakan tenaga infal bukanlah perkara mudah. Pihak penyedia harus benar-benar mendapatkan tenaga infal yang lolos sejumlah kriteria.
“Ada kriteria umur, yakni tenaga infal harus berusia 18 hingga 40 tahun. Mereka juga harus memiliki pengalaman sebagai asisten rumah tangga. Karena kalau tanpa pengalaman bakal menjadi masalah. Di saat Lebaran itu tugasnya berat,” kata Rumina. Untuk memastikan para tenaganya tidak berniat buruk, penyalur juga harus melakukan pendataan dan wawancara. Penyalur tidak hanya mendata berdasarkan dokumen kependudukan seperti kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK), tetapi juga mendalami latar belakang si tenaga infal.
“Kita juga wawancara mengenai kondisi mereka, apakah memiliki anak yang ditinggal di kampung, kalau punya usianya berapa, siapa yang menjaga, dan sebagainya. Jangan sampai nanti sudah di rumah pengguna jasa lalu kerjanya menangis terus karena ingat anak, lalu minta pulang. Kita yang repot,” jelasnya. Yayasan Cendana Raya menyediakan jasa asisten rumah tangga (ART) dan pengasuh bayi (babysitter). Untuk harga, ART dibayar Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per hari, sedangkan babysitter dibayar Rp200 ribu hingga Rp350 ribu per hari.
Sementara itu, untuk yang mengambil paket bulanan, yakni sejak hari ke-10 puasa, biasanya tenaga infal dibayar hingga dua kali lipat dari standar gaji bulanan ART dan babysitter. Mereka bisa menerima Rp3 juta hingga Rp3,5 juta dalam satu bulan. Biaya jasa yang ditarik yayasan ialah Rp1,3 juta, 40% di antaranya diserahkan ke agen penyalur di daerah.
Terdesak ekonomi
Asri Mulyani, 33, salah satu tenaga infal, mengaku harus merelakan waktu berlebarannya bersama keluarga pada tahun ini. Keterdesakkan ekonomi membuatnya harus mengorbankan perasaannya karena harus jauh dari anak dan suami saat Lebaran. Alih-alih mudik ke kampung halaman, Asri justru bertolak dari rumahnya di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, ke Jakarta. Ia kemudian mendaftarkan diri di Yayasan Cendana Raya sebagai asisten rumah tangga infal.
Asri memiliki seorang anak perempuan yang duduk di bangku SMP. Suaminya ialah seorang tenaga kasar di perusahaan kontraktor. Sudah dua tahun belakangan, suaminya tidak bekerja. Padahal, kebutuhan ekonomi keluarga kecilnya sangat mendesak. “Sedih, ya, sedih, enggak bisa Lebaran sama keluarga. Sebenarnya suami juga enggak mengizinkan. Akan tetapi, ya, mau bagaimana lagi, suami juga lagi menganggur,” kata Asri. (J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved