Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Langkah Fillon kian Sulit

03/3/2017 10:45
Langkah Fillon kian Sulit
(AFP/CHRISTOPHE ARCHAMBAULT)

KANDIDAT presiden dari sayap kanan Prancis, Francois Fillon, terus berjuang keras untuk memenangi pemilihan presiden (pilpres) putaran yang akan digelar pada 23 April mendatang dan putaran kedua akan digelar pada 7 Mei mendatang.

Di tengah skandal korupsi dan kolusi yang membelitnya, Fillon berusaha untuk mendapat dukungan dari masyarakat Prancis dengan gencar menggelar kampanye.

Namun, langkah Fillon yang didukung Partai Uni untuk Gerakan Popular (UPM) semakin berat setelah istrinya terungkap mendapat gaji dari pekerjaan yang tidak dilakukannya.

Seiring dengan Fillon dilanda masalah skandal, tokoh dari partai sayap tengah, Emanuel Marcon. Marcon dari Partai En Marche mulai menjawab keraguan publik Prancis setelah menjelaskan program dan kebijakannya yang dinilai lebih konkret.

Sebelumnya atau pada awal pencalonannya, Fillon merupakan sosok yang kuat dan diunggulkan memenangi pilpres. Dia bahkan memenangi nominasi capres dari Partai UPM yang sekarang disebut dengan Partai Republik pada November lalu.

Namun, setelah muncul skandal yang menimpa istrinya, Penelope Fillon, dukungan terhadap Fillon terus menurun secara perlahan. Tidak hanya itu, Fillon harus berurusan dengan aparat hukum dan mulai diselidiki pada Maret mendatang.

Fillon menegaskan dirinya tidak gentar dengan proses hukum tersebut. Dia menilai penyelidikan tersebut hanya sebagai upaya untuk mencegalnya dari pencalonan pilpres dan bermuatan politis.

"Saya tidak akan menyerah. Saya tidak akan menyerah dan saya tidak akan mengundurkan diri," kata Fillon yang mengklaim dirinya sebagai target 'pembunuhan politik'.

Sebuah sumber kepada AFP mengatakan bahwa Penelope, yang selama ini mengindar dari sorotan publik, akan ikut dimintai keterangan oleh aparat penegak hukum.

Terkait dengan skandal Penelope, seorang penasihat senior dalam tim kampanye Fillon, Bruno Le Maire, memutuskan untuk keluar dari tim kampanye. Sebelumnya, Maire pernah berjanji siap meninggalkan tim kampanye jika Fillon bersalah.

Tak hanya itu sebuah partai tengah kecil, UDI, mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan dukungan terhadap Fillon. Mereka akan berdiskusi untuk memutuskan apakah akan menarik dukungan terhadap Fillon atau tidak.

Sebuah jajak pendapat pada Rabu (1/3) waktu setempat menunjukkan bahwa hanya 25% warga Prancis yang menyetujui Fillon tetap harus melanjutkan pencalonannya.

Sementara itu, Macron gencar mengampanyekan program kebijakan sebagai upaya untuk menjawab kritikan programnya yang dinilai tidak substatif. (AFP/Ths/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya