Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
DESAKAN Amerika Serikat (AS) telah membuat kondisi Venezuela kian memanas. Dukungan AS terhadap pembebasan tahanan politik yang juga pemimpin oposisi, Leopoldo Lopez, dari tahanan Caracas, telah menyulut gelombang desakan kepada pemerintah Venezuela.
Ratusan pendukung Lopez turun ke jalan-jalan ibu kota Venezuela, Sabtu (18/2) waktu setempat, untuk menuntut pembebasannya. Ratusan pendukung oposisi tersebut berbaris untuk memblokade salah satu jalan raya utama di sana demi memprotes penahanan atas pemimpin mereka.
Kementerian Luar Negeri AS mengeluarkan seruan baru untuk pembebasan Lopez dan para pembangkang lainnya, selang beberapa hari setelah Mahkamah Agung Venezuela memutuskan penahanannya.
"Kami menyerukan pembebasan segera semua tahanan yang ditangkap karena menyuarakan hati nurani mereka, menghormati aturan hukum, kebebasan pers, pemisahan kekuasaan konstitusional dalam pemerintahan, dan pemulihan proses demokrasi yang mencerminkan kehendak rakyat Venezuela," kata juru bicara kementerian, Mark Toner, dalam sebuah pernyataan.
"AS menegaskan kembali kecemasan dan kekhawatiran kami tentang penangkapan ini dan tindakan lain yang diambil Pemerintah Venezuela untuk mengkriminalisasi perbedaan pendapat dan menolak warga memanfaatkan demokrasi," lanjutnya.
Lopez menjalani hukuman hampir 14 tahun atas tuduhan menghasut kerusuhan dalam protes antipemerintah pada 2014. Dalam surat yang ia tulis di sel dan dibacakan kepada para pendukung, Lopez menyerukan pemilu harus segera dilaksanakan di negara yang terperosok dalam krisis tersebut. Lopez mengatakan referendum atau pemilihan presiden yang ditetapkan pada 2018 seharusnya diadakan pada 2017.
Para pendukung oposisi menyerukan rakyat Venezuela untuk menekan rezim yang berkuasa agar mengubah jadwal referendum.
"Satu-satunya kejahatannya ialah melancarkan unjuk rasa nonkekerasan. Sekarang lebih dari 80% rakyat Venezuela ingin (Presiden Nicolas) Maduro meletakkan kekuasaan," kata David Smolansky, Wali Kota Distrik El Hatillo, Caracas.
Smolansky mengatakan pemerintahan terpilih sosialis Maduro menjalankan sistem kediktatoran yang membuat rakyat Venezuela kelaparan, sedangkan di sisi lain melindungi penjahat.
"Kami mendesak masyarakat internasional. Tidak boleh ada kediktatoran (di Venezuela). Kami ingin hidup di negara bebas tempat kesopanan dapat mengatasi kekerasan," ujarnya. (AFP/Hym/I-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved