Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Assad Bertekad Terus Perangi IS

MI
17/2/2017 08:28
Assad Bertekad Terus Perangi IS
(AFP/SANA)

PRESIDEN Suriah Bashar al-Assad bersumpah untuk merebut kembali setiap inci dari wilayah Suriah, tak hanya Kota Raqa yang telah menjadi benteng kelompok Islamic State (IS) di Suriah.

Assad mengungkapkan bahwa merebut kembali. Raqa bukanlah prioritas bagi pasukannya. Di sisi lain, merebut Raqa ialah tujuan utama dari koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) yang memerangi IS.

"Raqa ialah sebuah simbol," ujar Assad memberi penekanan mengapa perebutan kembali Raqa menjadi target penting pasukan koalisi, juga bagi Suriah.

"IS ada di dekat Damaskus, mereka di mana-mana. Bagi kami, semuanya sama, Raqa, Palmyra, Idlib, itu semua sama," ujarnya. Dia menegaskan bahwa itu ialah 'tugas setiap pemerintahan' untuk kembali mendapatkan kontrol atas setiap inci wilayahnya.

Dengan tekad tersebut, Assad menegaskan perang terhadap kelompok teroris IS masih tetap akan berlanjut meski sebagian besar kota kekuasaan IS di Suriah dan Irak--Raqa dan Mosul--mulai dikuasai.

Terkait dengan kekejaman perang yang dituduhkan kepadanya, Assad merespons, "Jika kita berkomitmen terhadap kekejaman semacam itu, itu akan jadi kemenangan bagi para teroris."

Terkait dengan sikap antiterorisme, Assad mengatakan kebijakan eksekutif Presiden Donald Trump berupa pelarangan perjalanan warga dari tujuh negara mayoritas muslim ke AS, bertujuan untuk menargetkan 'teroris' dan bukan rakyat Suriah secara umum.

Meski Suriah termasuk negara yang ada dalam daftar larangan tersebut, Assad memiliki pandangan berbeda dengan pandangan mainstream masyarakat di sejumlah negara muslim.

"Menurut saya, sebagai presiden, saya tidak akan khawatir tentang itu," kata Al-Assad. Hal itu diungkapkan dalam sebuah wawancara radio Europe 1 dan saluran televisi TF1 di Damaskus yang disiarkan kemarin.

"(Larangan itu) itu (untuk) teroris yang bisa menyusupi beberapa imigran ke Barat dan itu terjadi. Itu terjadi di Eropa, terutama di Jerman dan bisa terjadi di AS," kata dia.

Ia bahkan menuduh para kritikus Trump yang menolak larangan justru menjadi bahan bakar berkonflik dengan Trump. Pernyataan Assad tersebut keluar saat wakil pemerintah Suriah dan kelompok pemberontak memulai pembicaraan perdamaian baru di Ibu Kota Kazakhstan, Astana, yang ditengahi Rusia, Turki, dan Iran.

Pembicaraan itu bertujuan untuk menopang gencatan senjata enam pekan yang goyah. Itu untuk membuka jalan bagi perundingan baru yang ditengahi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada solusi politik bagi konflik enam tahun. (AFP/Hym/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya