Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Asa Baru para Tapol Gambia telah Terbit

26/1/2017 07:10
Asa Baru para Tapol Gambia telah Terbit
(AP)

“NYAWAKU pada waktu itu dipertaruhkan. Aku bisa saja menghabiskan hidupku selamanya di penjara,” ujar Tijan Barrow ketika kembali mengingat masa suramnya di penjara Badan Intelijen Nasional Gambia.

Tijan dijemput paksa tentara Gambia, dipukuli, dan dijebloskan ke sel penjara. Bukan karena telah melakukan tindakan pembunuhan, pencurian atau kriminal lainnya. Tijan ditahan hanya karena telah membuat dan menjual kaus kelompok oposisi.

Sialnya nama belakang Tijan yang serupa dengan nama presiden yang berhasil mengalahkan penguasa Gambia Yahya Jammeh pada pemilihan umum (pemilu) Desember lalu, Adama Barrow, membuat tentara semakin menekan dirinya.

Namun, kini Tijan sudahmenghirup udara bebas. Seperti para tahanan politik (tapol) lainnya, Tijan dibebaskan setelah Jammeh resmi keluar dari Gambia pada Sabtu (21/1).

Penangkapan tanpa proses pengadilan merupakan taktik lama Jammeh selama 22 tahun kekuasaannya dalam menekan oposisi. Sebuah taktik yang telah berulang kali dituduhkan sejumlah kelompok hak asasi manusia (HAM) terhadap pemerintahannya.

Selain Tijan, puluhan orang lainnya juga ditangkap di pekan terakhir pemerintahan Jammeh. Pria 51 tahun tersebut berusaha mengamankan kekuasaannya setelah kalah pemilu. Hingga akhirnya menyerah setelah upaya diplomatik dilakukan para pemimpin kawasan.

Sekarang setelah Jammeh keluar menuju pengasingan, pintu penjara Gambia mulai terbuka. Sebuah era demokrasi baru dimulai di negeri kecil di Afrika Barat tersebut. Sebuah asa baru bagi para tapol di sana.

Pemerintah baru pun bersumpah untuk membebaskan lebih banyak orang tidak bersalah lainnya. “Semua tapol tanpa proses pengadilan akan segera dibebaskan,” ujar Hali­fa Sallah, juru bicara koalisi pendukung Presiden Barrow pada Selasa (24/1).
Meskipun tidak menyebutkan jumlah orang yang akan dibebaskan, Sallah mendesak keluarga korban untuk maju dan bersuara.

Pembebasan para tahanan sekaligus menjadi tanda bahwa pasukan keamanan Gambia telah mengakui presiden baru mereka.

“Ini menunjukkan potensi Gambia yang baru tidak akan terjadi penangkapan semena-mena lagi,” ujar Jim Worming­ton, peneliti Human Right Watch (HRW) Afrika Barat.

Diketahui ratusan penduduk Gambia telah menghilang selama Jammeh memimpin. Sejumlah orang bahkan diyakini telah tewas dalam penjara. (AP/Indah Hoesin/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya