Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Ukiran Pohon Aspen Warisan Imigran Basque Terancam Punah

Abi Rama
26/8/2025 09:46
Ukiran Pohon Aspen Warisan Imigran Basque Terancam Punah
Arborglyphs, ukiran di pohon aspen peninggalan imigran Basque sejak abad ke-19, kini terancam punah akibat pohon mati karena kekeringan, kebakaran, dan penyakit. (Haley Harrison)

WARISAN budaya imigran Basque berupa ukiran di pohon aspen atau arborglyphs terancam punah. Pohon aspen yang menjadi media ukiran para penggembala domba sejak abad ke-19 kini banyak yang mati akibat kekeringan, kebakaran hutan, dan penyakit. Peneliti asal Nevada, Jean Earl bahkan mencatat pada 2021 sekitar 80% pohon yang ia dokumentasikan telah lenyap.

Di tengah hutan pegunungan Amerika Barat, jejak para imigran Basque yang datang sejak abad ke-19 masih bisa ditemukan. Bukan dalam bentuk bangunan atau catatan tertulis, melainkan pahatan sederhana di batang pohon aspen yang dikenal sebagai arborglyphs.

Para pendatang Basque, yang awalnya tidak berpengalaman dalam menggembala, beralih menjadi penggembala domba demi bertahan hidup. Terbatasnya kemampuan berbahasa Inggris membuat pekerjaan ini menjadi satu-satunya pilihan. 

kepala Jon Bilbao Basque Library di University of Nevada, Inaki Arrieta menjelaskan jika para pendatang Basque tersebut memang senang menghabiskan waktu di pegunungan.

“Mereka banyak menghabiskan waktu sendirian di pegunungan,” kata Arrieta Baro Reno seperti dikutip dari BBC.

Bahasa Euskara

Kesepian yang panjang membuat mereka melampiaskan perasaan dengan mengukir nama, tanggal, gambar, bahkan pesan dalam bahasa Euskara, yaitu bahasa tertua di Eropa di batang pohon. Dari puisi pendek, gambar rumah di kampung halaman, hingga slogan politik seperti “Gora Euskadi” atau yang berarti “Hidup Negeri Basque,” menjadi identitas tersendiri bagi mereka.

Dokumentasi terhadap ukiran ini sudah dimulai sejak 1960-an oleh Joxe Mallea Olaetxe, peneliti Basque-Amerika. Sejak itu, tercatat lebih dari 25.000 arborglyphs dalam bentuk foto, gosokan kain muslin, hingga citra 3D. Namun, usianya rapuh. 

Pohon Aspen

Pohon aspen umumnya hanya hidup seratus tahun, dan kini banyak yang mati akibat kekeringan, kebakaran hutan, maupun penyakit. Arrieta Baro menyebut upaya pelestarian ini sebagai “perlombaan melawan waktu.” Ia berharap masyarakat turut terlibat dengan melaporkan temuan ukiran baru. Menurutnya, di wilayah Jarbidge Wilderness saja masih ada banyak ukiran yang belum terdokumentasi.

Simbolisme aspen sendiri dianggap selaras dengan kisah para imigran Basque. Meski tampak sebagai pohon-pohon tunggal, ribuan batang aspen sesungguhnya terhubung melalui satu sistem akar yang sama, menjadikannya sebuah seperti “hutan tunggal.” 

Hal tersebut sama seperti halnya dengan para penggembala Basque, yang meski hidup dalam kesendirian, meninggalkan ukiran sebagai tanda kerinduan akan kebersamaan.

“Ukiran ini bukan hanya sekadar hiasan, Itu cara mereka berkata ‘saya ada di sini.’ Bukti bahwa manusia selalu ingin menghubungkan dirinya dengan tempat di mana ia berada.” ujar Arrieta Baro.  (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya