Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
APA yang terlintas di pikiranmu saat mendengar kata yakuza? Mungkin gambaran tentang pria bertato dengan setelan jas keren atau kisah-kisah kriminal yang mendebarkan. Tapi, tahukah kamu bahwa yakuza punya sejarah panjang dan tradisi unik yang membuatnya lebih dari sekadar organisasi kriminal? Yuk, kita telusuri asal-usul, tradisi, dan rahasia di balik yakuza!
Kata yakuza berasal dari permainan kartu Jepang kuno bernama Oicho-Kabu. Dalam permainan ini, kombinasi kartu 8-9-3 (ya-ku-za) dianggap sebagai tangan terburuk. Nama ini mencerminkan asal-usul yakuza sebagai kelompok masyarakat pinggiran, seperti pedagang keliling dan penjudi, di era Edo (1603–1868). Awalnya, mereka adalah bakuto (penjudi) dan tekiya (pedagang kaki lima), yang kemudian berkembang menjadi organisasi kriminal terstruktur.
Pada masa itu, yakuza sering membantu menjaga ketertiban di pasar atau desa, membuat mereka dianggap sebagai "pahlawan rakyat" oleh sebagian masyarakat. Namun, seiring waktu, aktivitas mereka bergeser ke dunia kriminal, seperti perdagangan ilegal dan pemerasan.
Setelah Perang Dunia II, yakuza mulai berkembang pesat. Mereka mengendalikan pasar gelap, bisnis hiburan, dan bahkan properti. Organisasi besar seperti Yamaguchi-gumi, yang kini menjadi sindikat yakuza terbesar di Jepang, mulai muncul. Meski terlibat dalam kegiatan ilegal, yakuza juga dikenal karena membantu masyarakat saat bencana, seperti menyediakan bantuan setelah gempa bumi Kobe tahun 1995. Ini menambah kompleksitas citra mereka di mata publik.
Selain sejarahnya, yakuza dikenal dengan tradisi yang kental dan penuh simbolisme. Berikut adalah beberapa tradisi yakuza yang menarik untuk diketahui:
Salah satu ciri khas yakuza adalah irezumi, seni tato tradisional Jepang yang menutupi hampir seluruh tubuh. Tato ini bukan sekadar hiasan, tetapi simbol kesetiaan, keberanian, dan status dalam organisasi. Proses pembuatannya sangat menyakitkan dan memakan waktu bertahun-tahun, menunjukkan komitmen anggota yakuza. Motif tato sering kali menggambarkan naga, koi, atau samurai, yang masing-masing punya makna mendalam.
Yubitsume adalah tradisi mengerikan di mana anggota yakuza memotong bagian jari kelingking mereka sebagai tanda penyesalan atas kesalahan atau pengkhianatan. Ritual ini berasal dari zaman samurai, di mana kehilangan jari melemahkan genggaman pedang, menunjukkan ketergantungan pada bos. Tradisi ini masih dilakukan di beberapa kelompok yakuza hingga kini.
Yakuza memiliki struktur seperti keluarga, dengan oyabun (bos) di puncak dan kobun (bawahan) yang bersumpah setia. Hubungan ini diperkuat melalui upacara minum sake khusus yang disebut sakazukigoto. Hierarki ini membuat yakuza sangat terorganisir, mirip seperti perusahaan besar.
Meski pemerintah Jepang memberlakukan undang-undang anti-yakuza sejak 1992, organisasi ini tetap bertahan. Salah satu alasannya adalah kemampuan mereka beradaptasi dengan zaman, seperti beralih ke kejahatan dunia maya atau bisnis legal seperti real estate. Selain itu, yakuza sering kali dianggap memiliki "kode etik" yang membuat mereka berbeda dari geng kriminal lain, seperti tidak mengganggu warga sipil biasa.
Hari ini, yakuza menghadapi tekanan besar dari polisi dan perubahan sosial. Banyak anggota muda meninggalkan organisasi karena sulitnya hidup di bawah pengawasan ketat. Namun, daya tarik budaya yakuza tetap kuat, terutama melalui film, game, dan media yang menggambarkan mereka sebagai antihero.
Yakuza bukan sekadar organisasi kriminal; mereka adalah bagian dari sejarah dan budaya Jepang yang kompleks. Dari asal-usulnya sebagai penjudi dan pedagang hingga tradisi seperti irezumi dan yubitsume, yakuza menawarkan cerita yang penuh intrik dan makna. Meski keberadaan mereka semakin tertekan, legenda yakuza terus hidup di hati penggemar budaya Jepang di seluruh dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved