Ms Golf, Perempuan di Balik Skandal Seks dan Pemerasan atas Komunitas Biksu Thailand

SEORANG perempuan bernama Wilawan Emsawat alias Ms Golf kini menjadi pusat perhatian di Thailand. Perempuan asal Nonthaburi itu ditangkap pekan ini dan disebut sebagai otak di balik jaringan pemerasan yang mengguncang komunitas biksu Budha di Negeri Gajah Putih.

Dikutip dari The Indian Express, selama tiga tahun terakhir, Ms Golf diduga menjadikan para biksu, termasuk sembilan kepala vihara, sebagai target operasi pemerasannya. Modusnya, membangun hubungan asmara dengan para biksu, merekam hubungan intim mereka, lalu menuntut sejumlah besar uang agar rekaman itu tak disebarluaskan.

Menurut Kepolisian Kerajaan Thailand, dari aksi tersebut Ms Golf mengantongi sedikitnya 385 juta baht atau sekitar Rp102 miliar. Lebih dari 80.000 file foto dan video eksplisit ditemukan dalam ponsel dan perangkat pribadinya saat penggerebekan di kediamannya yang mewah di pinggiran Bangkok.

Baca juga : Penuh Hikmat, Ribuan Umat Buddha Peringati Waisak di Candi Borobudur

Pola yang berulang

Dalam wawancara dengan media lokal, Ms Golf mengakui pernah memiliki hubungan dengan dua biksu dan seorang cendekiawan agama. Ia bahkan menerima hadiah-hadiah mewah dari mereka, mulai dari mobil Mercedes-Benz SLK200, transfer dana besar, hingga kartu debit pribadi. Kendati demikian, ia menyatakan menyesal dan mengaku tulus mencintai beberapa di antaranya.

Namun, penyelidikan polisi mengungkap pola yang berulang. Setelah menjalin hubungan, Ms Golf menggunakan rekaman hubungan intim untuk memeras para biksu. 

Beberapa di antara mereka mengaku jatuh cinta kepadanya. Sebagian dana hasil pemerasan dilaporkan digunakan untuk berjudi secara online.

Kepala Vihara melarikan diri

Kasus ini mulai tercium publik pertengahan Juni, saat kepala Vihara Wat Tri Thotsathep secara misterius melepaskan jubah kebiksuannya. Belakangan terungkap, ia menjadi salah satu korban pemerasan Ms Golf yang menuntut 7 juta baht sebagai tunjangan anak. Wilawan mengklaim sang biksu telah menghamilinya.

Kini, sembilan abbot telah dipecat, dua lainnya dikabarkan melarikan diri. Kasus ini pun mendorong Senat Thailand mengusulkan aturan kontroversial yang mengkriminalisasi perempuan yang berhubungan seks dengan biksu. Usulan itu langsung menuai kecaman dari aktivis hak perempuan. (I-2)