WNI Nakhoda Kapal Diculik di Perairan Sabah

MI
07/11/2016 08:44
WNI Nakhoda Kapal Diculik di Perairan Sabah
()

DUA nakhoda warga negara Indonesia (WNI) diculik sekelompok orang bersenjata dari kapal mereka dalam insiden terpisah di perairan pantai timur Kuala Kinabatangan, Sabah, Malaysia, dekat dengan Filipina, Sabtu (5/11).

Kementerian Luar Negeri RI, kemarin, yang membenarkan insiden penculikan tersebut mengatakan kedua WNI yang diculik berasal dari Buton, Sulawesi Tenggara. Mereka bekerja secara legal di kapal penangkap ikan Malaysia, yakni SSK 00520 F dan SN 1154/4F.

"Kami sudah mendapat infomasi mengenai terjadinya penculikan dua nahkoda WNI di perairan Sabah pada 5 November 2016," kata Kementerian Luar Negeri dalam keterangan resmi kepada wartawan, kemarin.

Kosulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu dan KJRI Tawau sudah berkoordinasi di Sandakan untuk mendapatkan informasi lebih rinci mengenai insiden tersebut. Koordinasi dilakukan dengan pihak keamanan Malaysia, pemilik kapal, dan anak buah kapal (ABK) yang dilepas.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pagi tadi telah berbicara langsung dengan Menlu Malaysia untuk menyampaikan keprihatinan Indonesia mengenai kembali terjadinya penculikan dan penyanderaan di perairan Sabah.

Retno meminta pemerintah Malaysia untuk membantu pembebasan nakhoda yang diculik tersebut. Selain itu Menlu juga bicara dengan penasihat perdamaian Presiden Filipina untuk koordinasi mengenai terjadinya kembali penculikan ABK WNI.

Menlu mengatakan sejak beberapa waktu lalu pemerintah Indonesia telah menyampaikan keprihatinan kepada pemerintah Malaysia terhadap situasi di perairan Sabah, mengingat sekitar 6.000 WNI bekerja di kapal ikan Malaysia di wilayah itu.

Pemerintah Indonesia juga telah mengimbau para ABK WNI di Sabah untuk sementara waktu tidak melaut sampai situasi dipandang kondusif.

Sebelumnya, kantor berita pemerintah Malyasia, Bernama, melaporkan kedua WNI, berusia 52 dan 46, diculik sekitar pukul 11.00 dan 11.45 waktu setempat.

Komandan Keamanan Sabah Timur, Datuk Wan Bari Wan Abdul Khalid, mengatakan kejadian itu terjadi tiga mil laut terpisah di perairan Kertam, sekitar 15 mil laut dari Sungai Kinabatangan.

"Dalam insiden pertama, lima orang bersenjata datang dengan speed boat naik ke perahu nelayan dan mengambil kapten berusia 52 tahun," ungkap Wan Bari seperti dilansir Bernama. (Hym/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya