Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Tetap Melangkah meski Muram

MI
18/10/2016 08:35
Tetap Melangkah meski Muram
(AFP/ROBERTO SCHMIDT)

BANGKOK bak lautan berwarna hitam dan putih, kemarin. Namun, para pegawai negeri dan bahkan seorang putri mulai beraktivitas meski masih berbalut kostum hitam dan putih. Dalam suasana muram karena ditinggal Raja Bhumibol Adulyadej yang mangkat, rakyat ‘Negeri Gajah Putih’ harus terus tetap berjalan.

Raja Bhumibol Adulyadej meninggal di usia 88 tahun pada Kamis (13/10) setelah bertahun-tahun sakit. Ia mengakhiri pemerintahan tujuh dekade dan meninggalkan bangsa yang terpecah secara politik. Thailand kini tanpa pilar kunci persatuan.

Di penjuru metropolis Bangkok, para pekerja berdesakan dalam bus, transportasi sungai, kereta api, dan kereta bawah tanah dengan mengenakan pakaian hitam dan putih serta mengekspresikan kesedihan mereka. “Secara pribadi saya akan memakai (kostum hitam-putih) ini selama satu tahun karena saya seorang pegawai negeri sipil dan karena saya seorang warga Thailand,” ujar Usawadee Wutthisak, 36, yang bekerja di perusahaan listrik negara di Bangkok.

Ongon Riabpradit, 30, seorang manajer sumber daya manusia sebuah supermarket, mengatakan dia selama satu bulan akan secara khusus memakai busana hitam, kemudian beralih pakaian bernuansa muram selama 100 hari ke depan. “Kami sedih dan kami berada dalam suasana hati untuk mengingatkan kami tentang bagaimana kita telah kehilangan ayah kami tercinta,” akunya. “Kami akan mengingatnya (Raja Bhumibol) selamanya,” katanya menambahkan.

Di dalam Grand Palace, Putri Maha Chakri Sirindhorn, anak Bhumibol yang paling populer, memimpin sembahyang subuh untuk ayahnya. Putri berusia 61 tahun itu terlihat sudah kembali beraktivitas. Ia menghadiri upacara di Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB.

“Perubahan iklim merupakan ancaman nyata dan tak terbantahkan untuk ekosistem dan sumber daya alam yang mendukung sektor pertanian di kawasan,” tegas sang putri sambil membagikan penghargaan kepada petani dari Mongolia dan Vietnam.

Kemunculan putri yang tiba-tiba setelah sang ayah wafat mengejutkan sebagian orang yang hadir. Namun, tema pertanian memang menempati posisi penting di hati sang putri yang dinobatkan FAO PBB sebagai Duta Besar Khusus Zero Hunger itu. Sebagaimana mendiang raja yang menjadikan pertanian sebagai sektor penting, tak ayal Thailand menjelma negara pengekspor beras terbesar di dunia. Meski dalam kemuraman, Thailand harus memikirkan masa depan mereka. (AFP/Hym/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik