Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
LEBIH dari 50 orang tewas pada Senin (19/9) waktu setempat dalam kerusuhan antara pengunjuk rasa antipemerintah dan pasukan keamanan di Kinshasa, ibu kota Kongo. Pemerintah setempat sebelumnya mengatakan setidaknya 17 orang tewas dalam kekerasan di Kinshasa menjelang rapat umum ke lompok oposisi yang telah direncanakan. Pejabat pemerintah menambahkan, jumlah korban mungkin akan bertambah. “Koalisi (kelompok oposisi) menyesalkan banyak korban lebih dari 50 orang tewas akibat penembakan peluru tajam oleh polisi dan pasukan Garda Republik,” demikian pernyataan kelompok oposisi. Kelompok oposisi telah menyeru kepada masyarakat untuk berkumpul kemarin agar tidak menyesali tuntutan yang telah dilakukan. Sebelumnya para demonstran menuntut Presiden Kongo Joseph Kabila yang telah memerintah sejak 2001 untuk mengundurkan diri. Kalangan oposisi setempat mengatakan Presiden Kabila telah memperluas kekuasaan secara inkonstutisional. Sejak itu aparat keamanan menyerang para demonstran yang didukung oposisi. Bentrok antara demonstran dan aparat keamanan yang terjadi pada Senin (19/9) merupakan kekerasan yang terburuk sejak Januari 2015. Sementara itu, Mendagri Ko ngo Evariste Boshab menggambarkan kekerasan yang melibatkan oposisi dipandang sebagai bentuk ‘pemberontakan’. (AFP/*/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved