Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SEPERTI negara-negara maju lainnya, Arab Saudi juga punya sejumlah gedung jangkung dengan fasilitas canggih. Namun, pembangunan fisik itu berbanding terbalik dengan perkembangan kesenian di negeri itu. Bahkan, ketika Iran yang dinilai sangat konservatif mampu melahirkan sineas-sineas berkelas, di Saudi gedung bioskop pun tak ada. Oleh karena itu, guna mengubah stereotip tersebut, pemerintah Saudi berencana mengembangkan pertunjukan seni dan menumbuhkan sektor industri media. Upaya itu merupakan bagian dari Program Transformasi Nasional (NTP) skala luas yang menetapkan target diversifikasi ekonomi untuk melepaskan ketergantungan pada minyak. Melalui program itu, pemerintah berharap dapat meningkatkan pendapatan di luar sumber energi tersebut, misalnya, melalui pariwisata dan industri kreatif.
"Tujuannya juga mengubah masyarakat," ungkap Menteri Kebudayaan dan Informasi, Adel al-Turaifi, kepada wartawan di sela-sela briefing tentang NTP, rabu (8/6). Saudi, sebuah negara monarki Islam absolut, tidak memiliki bioskop publik atau teater meskipun pertunjukan privat berlangsung. Namun, kini di bawah program NTP, Riyadh akan mengembangkan Kompleks Kesenian Kerajaan dan Media City. Meskipun pameran seni kecil pernah berlangsung di negara itu, aturan ketat yang mengacu ke pemikiran agama melarang lukisan yang mempertontonkan bentuk tubuh manusia. Turaifi mengatakan, meskipun beberapa seniman dan artis Saudi telah terlibat dalam pameran dan mendapatkan popularitas di luar negeri, mereka masih belum menemukan platform dan ruang untuk mendukung kapasitas dan karya mereka di dalam negeri.
Program itu diharapkan dapat mengatasi kendala tersebut. "Ini juga akan membantu para pihak terkait dalam menyampaikan gambaran tentang Arab Saudi kepada dunia," ujarnya. Turafi melanjutkan, Media City diharapkan akan mengembangkan keterampilan produksi kaum muda Saudi dan membuat konten lokal yang sejauh ini 'sangat terbatas'. "Apa yang ingin kami capai ialah mendukung lembaga-lembaga dengan menampilkan karya mereka (kaum muda dan pegiat seni), yang dapat mendukung mereka, menyediakan mereka hibah, beasiswa, untuk mengejar impian mereka menciptakan seni," kata dia.
NTP menargetkan 16.100 media dan pekerjaan terkait dengan industri tersebut pada 2020, naik 10 ribu daripada saat ini. Proyek itu dilakukan untuk meningkatkan citra kerajaan dan mempromosikan budaya Saudi. "Selama beberapa dasawarsa terakhir, berbagai tuduhan dan stereotip telah ditanamkan tentang Arab Saudi," ungkapnya. Ketika disinggung tentang kebebasan berpendapat, Turafi mengatakan media selama ini diperkenankan mengkritik kebijakan pemerintah. "Masukan juga menjadi kunci sukses program NTP," tegasnya. Berdasarkan laporan Reporter Without Border Index, Saudi menempati peringkat ke-165 dari 180 negara dalam hal kebebasan pers.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved