Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
DENGAN dibangun di atas lahan seluas 5 hektare, Kedutaan Besar Australia di Jakarta merupakan kedubes terbesar yang dimiliki 'Negeri Kanguru' itu di seluruh dunia.
Gedung berlantai lima itu dirancang minimalis dengan memanfaatkan teknologi canggih yang berorientasi lingkungan.
Gedung itu juga dilengkapi dengan beberapa kantor akomodasi untuk staf-staf kedubes, pusat rekreasi, dan layanan kesehatan.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop yang secara resmi membuka kompleks kedubes itu mengatakan bangunan itu merupakan simbol eratnya hubungan Indonesia dan Australia.
"Arsitektur bangunan ini juga mencerminkan sejarah Australia. Pilihan warna-warna khas mewakili kekayaan mineral Australia, seperti tembaga, seng, kuningan, serta baja dan alumunium," papar
Bishop sesuai meresmikan kedubes itu, Senin (21/3).
Bishop menambahkan bangunan dengan lanskap pepohonan itu menggunakan teknologi sumber daya rendah, seperti menampung dan menggunakan air hujan serta sistem pemanasan air tenaga surya.
Sisi ruangan lainnya juga dilengkapi dengan teknologi yang meredam panas.
Dalam pembangunan gedung itu, empat pohon beringin harus dipindahkan.
Pemindahan itu menjadi proses terbesar yang pernah dilakukan dan diakui Indonesian Guiness Book of Records serta menerima penghargaan Museum Rekor Indonesia (Muri).
"Kedubes ini memperlihatkan hal terbaik dari rancangan inovatif dan teknologi canggih Australia yang memanfaatkan sebaik-baiknya lingkungan hidup Indonesia serta meminimalisasi dampak terhadap sumber air dan energi setempat," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson.
Pembangunan gedung bernilai US$415 juta itu dilakukan untuk mengakomodasi jumlah staf kedubes yang terus bertambah.
Selain dihadiri Menlu Julie Bishop dan Dubes Paul Grigson, peresmian itu juga dihadiri Presiden RI ke-3 BJ Habibie, Menteri Sekretaris Negara RI Pratikno, dan Ketua DPD Irman Gusman.
Menurut Pratikno, desain gedung kedubes sangat bernuansa Australia.
"Saat saya masuk ke gedung ini saya merasa berada di Australia, tetapi berada di jantung Indonesia. Hanya, saya tidak dapat melihat kanguru. Kalau ada kanguru mungkin lebih indah," kata Pratikno yang memicu tawa dari undangan. (Aya/Ant/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved