Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Sarjana Ilmu Komputer Jadi Presiden Myanmar

Myanmar Times/Time/Aya/X-5
16/3/2016 07:45
Sarjana Ilmu Komputer Jadi Presiden Myanmar
(AP/AUNG SHINE OO)

SEBELUM Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) mengumumkan Htin Kyaw sebagai kandidat presiden Myanmar, tidak banyak orang yang tahu siapa dia. Pria 69 tahun itu juga tidak diperhitungkan selama masa kampanye. Pun tak pernah terdengar pidato politiknya. Namun, setelah namanya dimunculkan, dalam waktu singkat, warga Myanmar dengan mudah mengumumkan, lewat media sosial, Htin Kyaw ialah 'presiden kita'.

Harapan rakyat jadi kenyataan. Berdasarkan hasil penghitungan suara pemilihan presiden, Selasa (15/3), Htin Kyaw mendapat 360 suara dari total 652 suara di parlemen bikameral.

"Ini kemenangan rakyat Myanmar," ucap Htin Kyaw singkat pascapengumuman kemenangannya. Masyarakat sempat geram ketika sejumlah media internasional melaporkan bahwa Htin Kyaw ialah sopir Aung San Suu Kyi. Seorang anggota partai NLD membenarkan sesekali Htin Kyaw mengendarai mobil Suu Kyi, tapi ia tidak pernah menjadi sopir resmi.

Lahir pada 20 Juli 1946, Htin Kyaw satu tahun lebih muda daripada Aung San Suu Kyi. Keduanya berteman sejak memasuki pendidikan dasar dan sekolah menengah atas di Dagon, Myanmar. Pejabat informasi NLD, U Kay Nyein, menyampaikan Htin Kyaw merupakan lulusan S-2 jurusan ekonomi Universitas Yangon, Myanmar.

Berdasarkan data riwayat hidup Htin Kyaw yang diunggah Nyein di Facebook, ia pernah bekerja sebagai dosen. Pada 1971, Kyaw dinobatkan sebagai sarjana pertama yang dikirim ke luar negeri oleh Universitas Yangon untuk belajar ilmu komputer di University of London Institute of Computer Science. Pada waktu itu, Suu Kyi tinggal di London. Suu Kyi menjadi mahasiswa di Kajian Oriental dan Afrika di University of London's School.

Htin Kyaw menyelesaikan program pascasarjana pada ilmu komputer pada 1975 sebelum bergabung dengan kementerian industri. Lima tahun setelahnya, Htin Kyaw bergabung dengan kementerian luar negeri. Setelah itu, Kyaw melanjutkan pendidikannya pada 1987 di Arthur D Little School of Management, Massachusetts, AS. Pada 1992, ia undur diri dari kementerian, lalu ia menjabat Direktur Yayasan Daw Khin Kyi milik Suu Kyi.

"Ia sangat pantas jadi pemimpin. Saya harap ia bisa memimpin negara ini ke arah perdamaian dan stabilitas," kata Tun Win, anggota dewan dari Partai Nasional Arakan. (Myanmar Times/Time/Aya/X-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya