Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
INDONESIA menyiapkan proposal komprehensif jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa (LB) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang akan digelar di Jakarta, 6-7 Maret 2016.
Sebagai tuan rumah, Indonesia merancang draf Deklarasi Jakarta bekerja sama dengan Palestina dan sudah disebarkan ke negara anggota OKI melalui Sekjen OKI.
"Kami mengajukan rancangan draf bekerja sama dengan Palestina. Sudah disetujui Palestina dan disebarkan melalui Sekjen OKI ke negara anggota OKI," kata Hasan Kleib, Direktur Jenderal Multilateral Kemenlu, Kamis (03/03).
Tiap-tiap masukan dari negara anggota OKI ditunggu hingga 1 Maret lalu.
Pihak Kemenlu tidak menginformasikan langkah konkret apa yang diajukan Indonesia dalam mengatasi konflik Palestina-Israel karena masukan itu harus melalui proses negosiasi dengan negara anggota OKI lainnya.
"Kita belum tahu persetujuan akhirnya. Entah nantinya akan dikurangi atau ditambah pada saat negosiasi di KTT karena harus konsensus tidak ada voting," tambahnya.
Selain menghasilkan dokumen Deklarasi Jakarta, KTT LB OKI ini juga akan menghasilkan Resolusi KTT LB OKI yang berisi posisi-posisi dasar negara anggota OKI terhadap persoalan Palestina-Israel.
Hingga kemarin, dari 55 negara yang diundang, sudah 47 negara yang memastikan hadir.
Hasan mengatakan kebanyakan negara yang berhalangan hadir atau belum mengonfirmasi ialah negara dari Afrika.
KTT Luar Biasa OKI ini digelar untuk menyikapi keadaan di Palestina, khususnya di Al-quds Al-Sharif (Jerusalem) yang kian genting.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas secara darurat meminta pertemuan sebelum KTT OKI reguler dilaksanakan.
"Di KTT OKI reguler akan ada sekitar 300 resolusi. Jika persoalan Palestina dibawa ke KTT OKI reguler, akan tidak spesifik, makanya digelar KTT Luar Biasa ini," tambahnya.
Kleib meyakini dokumen-dokumen yang dihasilkan KTT LB OKI ini mampu dibawa ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). (Aya/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved