Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Satwa Langka Marak Dijual di Medsos

04/3/2016 00:10
Satwa Langka Marak Dijual di Medsos
(AP/SAKCHAI LALIT)

TAHUN lalu, hanya dalam rentang waktu sebulan, ribuan gading gajah, 77 cula badak, dan sejumlah burung langka diiklankan untuk dijual di sejumlah laman seperti QQ dan Wechat yang populer di Tiongkok.

Fakta itu merupakan temuan kelompok konservasi pengawasan penjualan satwa liar Traffic.

Pada periode yang sama, kelompok itu juga memantau 14 grup Facebook yang digunakan sebagai medium transaksi satwa liar kepada pembeli di Malaysia.

Traffic menghitung lebih dari 67.500 anggota grup aktif dalam arena transaksi itu.

Para pegiat lingkungan, seperti Traffic dan World Wildlife Fund (WWF) mencemaskan kondisi itu.

Menurut mereka, tindakan itu mengancam populasi satwa-satwa liar itu.

Kata mereka, penggunaan situs-situs media sosial sebagai area transaksi penjualan ilegal spesies langka seperti orang utan dan beruang madu, semakin meningkat di kawasan Asia.

Satwa-satwa itu biasanya dijual untuk digunakan sebagai obat tradisional.

Selain itu, satwa-satwa eksotik itu sangat berharga dibeli untuk dijadikan hewan peliharaan.

"Para penjual bergerak dengan metode penjualan nonkonvensional seperti mengunakan portal daring dan media sosial untuk menghindari pengawasan, memasarkan secara lebih luas, dan meningkatkan transaksi yang efisien dan aman," demikian disampaikan Traffic pada peringatan Hari Satwa Liar Dunia, Kamis (03/03).

Jumlah penjual satwa liar yang menggunakan Instagram, grup tertutup di Facebook, dan forum daring dengan password rahasia untuk menawarkan hewan kepada para pembeli di kawasan Asia semakin meningkat.

Foto-foto satwa-satwa yang dijual biasanya diunggah ke Facebook, Instagram, dan sejumlah laman lainnya.

Tawar-menawar harga satwa yang dijualbelikan kerap dilakukan melalui Whatsapp di Malaysia dan Blackberry messenger di Indonesia.

"Perdagangan yang muncul tak terusik dan dengan senang hati para penjual akan memberikan nomor kontak secara lengkap dan kadang-kadang menawarkan satwa langsung alamat rumah pembeli," demikian paparan Traffic.

"Jaringan penjualan satwa liar semakin cerdas dan lebih canggih," kata Dionysius Sharma, Direktur WWF Malaysia, kepada AFP.

"Kami membutuhkan satu langkah ke depan dan mengatasinya dengan solusi kreatif untuk menghapus masalah ini," tambah Sharma.

Mengutip salah seorang juru bicara Facebook, pihak Traffic mengatakan jejaring sosial terbesar itu bersedia bekerja sama dengan mereka untuk membantu mengatasai masalah itu. (AFP/Drd/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya