Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Assad Berkomitmen Jaga Perdamaian

03/3/2016 02:30
Assad Berkomitmen Jaga Perdamaian
(AFP)

EMPAT hari sudah gencatan senjata di Suriah berlangsung.

Pihak pemerintah dan pemberontak yang bertikai untuk sementara tak lagi saling 'jual' mortir dan peluru.

Meski kesepakatan itu rapuh dan rentan dilanggar, Presiden Suriah Bassar al-Assad berkomitmen menjaga kondisi tersebut hingga ke meja perundingan perdamaian pada waktunya nanti.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memastikan, jika gencatan senjata ini berjalan mulus, agenda berikutnya ialah perundingan damai yang menurut rencana dilakukan di Jenewa, Swiss, pada 9 Maret nanti.

Menurut Assad, kesepakatan gencatan senjata itu memunculkan secercah harapan bagi terciptanya perdamaian di Suriah setelah konflik berkepanjangan yang melanda negeri itu.

Setidaknya lebih dari 270 ribu orang tewas dan ratusan ribu lainnya mengungsi akibat perang saudara yang telah berlangsung kurang lebih lima tahun.

"Kami akan melakukan peran kami sehingga semuanya bekerja," kata Assad.

"Kami telah menahan diri untuk membalas serangan. Itu yang bisa kita lakukan walaupun pada akhirnya semuanya tetap ada batasnya," sambungnya.

Assad juga menawarkan amnesti kepada para pejuang oposisi jika mereka setuju melucuti senjata.

Menurut dia, berdasarkan konstitusi, warga tidak diperkenankan memegang senjata apalagi sampai membunuh orang.

"Ini satu-satunya hal yang kami minta. Kami tidak meminta apa-apa. Seperti yang saya katakan, kami memberi mereka amnesti penuh," tegas Assad.

Konflik Suriah tak hanya antara kubu pemerintah dan oposisi yang membenci Assad, tapi juga menyeret pihak lain.

Iran dan Rusia, misalnya, ikut mendukung Assad.

Sementara itu, Amerika Serikat, Turki, Arab Saudi, dan negara-negara Teluk lainnya menginginkan Assad lengser karena dianggap tak bisa lagi mengambil peran dalam masa depan Suriah.

Keterlibatan pihak-pihak luar inilah yang membuat konflik memanas.

Untuk sementara, ketegangan di Suriah mereda.

"Kami senang dengan gencatan senjata dan insya Allah itu akan bertahan dan mengarah pada solusi politik," kata pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, seorang milisi Syiah Libanon yang ikut berjuang mendukung Assad.

Namun, di Daraya, kota dekat Damaskus yang dikuasai pemberontak, puluhan pemuda meneriakkan protes terhadap pemerintah dan membawa spanduk bertuliskan 'Daraya tidak akan berlutut!'

Di sisi timur Aleppo, kota kedua terbesar setelah Damaskus, sejumlah orang dari kubu oposisi berunjuk rasa sembari membentangkan spanduk 'Revolusi Dilanjutkan'.

Lembaga pemantau HAM di Suriah mengatakan, meski gencatan senjata diberlakukan, di beberapa wilayah masih terjadi bentrokan.

Seorang warga di Provinsi Homs, Hasaan Abu Nuh, menuturkan, "Memang sekarang sedikit saja pesawat yang terlihat terbang, tetapi masih ada tembakan artileri dan mortir." (AFP/ths/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya