Rayakan Karnaval, Lupakan Virus Zika

KARNAVAL Rio yang berlangsung Senin (8/2) lalu di Rio de Janeiro sejenak membuat warga Brasil melupakan kekhawatiran terhadap virus Zika. Ancaman virus yang bisa menyebabkan bayi lahir dengan kepala dan otak lebih kecil dari normal itu tidak mampu merusak kemeriahan pesta tahunan tersebut. "Saya pakai bahan antinyamuk. Warga Brasil tidak peduli terhadap Zika. Ini karnaval. Darah kami memanas dan setelah bir kelima, tidak ada lagi yang mengingat Zika," kata Marilene Borba, 67, pengunjung karnaval.

Sekitar 70 ribu pengunjung menghadiri karnaval pada Senin (8/2) malam. Karnaval yang disebut 'Pertunjukan Terbesar di Dunia' itu menampilkan para penari dengan kostum meriah. Kostum berbulu dengan hiasan kepala yang cemerlang mewarnai panggung Sambadrome. Tengkorak sapi seukuran mobil termasuk dalam koleksi parade itu. Parade berlangsung semalam suntuk. Acara puncak karnaval yang akan digelar Minggu (14/2) diprediksi menarik lima juta orang.

Tahun ini, industri karnaval di Brasil mengalami kemerosotan akibat sulit mencari sponsor dan mahalnya kain impor yang digunakan untuk membuat kostum. Sebanyak 48 kota di Brasil membatalkan perayaan karnaval akibat hal tersebut. Namun, bagi pemukul drum Lucas Fernandes, 17, tampil di atas panggung Sambadrome merupakan kesempatan emas.

"Karnaval Rio de Janeiro merupakan sesuatu yang ajaib. Meskipun Brasil memiliki banyak masalah, karnaval ini memberi kami kebahagiaan," imbuh Fernandes. Kekhawatiran tertular virus Zika yang disebarkan melalui gigitan nyamuk telah menyebar ke seantero 'Negeri Samba', julukan Brasil, itu setelah ribuan bayi lahir dengan cacat pada otak dan tengkorak. Itu terjadi lantaran sang ibu terinfeksi saat mengandung.

Belakangan, para ilmuwan meningkatkan peringatan penyebaran virus Zika. Mereka mengatakan Zika juga bisa menular lewat air liur dan darah. Otoritas kesehatan Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi kasus penularan Zika di Texas melalui kontak seksual.