Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

AS Galang Dukungan Negara Teluk untuk Melawan Iran

Haufan Hasyim Salengke
19/9/2019 02:00
AS Galang Dukungan Negara Teluk untuk Melawan Iran
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo(AFP)

MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo kemarin berangkat ke Arab Saudi untuk membahas kemungkinan aksi balasan setelah Washington mengatakan pihaknya memiliki bukti bahwa serangan terhadap instalasi minyak Saudi berasal dari Iran.

Keberangkatan Pompeo disampaikan Wakil Presiden AS Mike Pence dalam pidatonya di Washington. "Seperti sudah disampaikan Presiden Trump, kami tidak mau berperang tapi kami juga siap menghadapi semua kemungkinan. Kami akan membela kepentingan AS maupun sekutu kami di Teluk," ujar Pence.

Selain ke Saudi, Pompeo direncanakan juga mengunjungi sekutu AS lainnya yaitu Uni Emirat Arab pekan ini.

Pemberontak Houthi di Yaman, yang didukung Iran, mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan terhadap instalasi minyak Saudi pada Sabtu (14/9). Serangan itu telah menyebabkan berkurangnya produksi minyak dari negara petro dolar yang juga sekutu dekat Washington itu.

Seorang pejabat AS, yang tidak mau disebut namanya, mengatakan bahwa pemerintahan Trump telah menyimpulkan bahwa serangan itu melibatkan rudal jelajah dari Iran. Bukti-bukti mengenai rudal itu akan disajikan pada sidang Majelis Umum PBB minggu depan.

Meski Houthi mengaku menggunakan sepuluh drone untuk menyerang, AS menyebut fasilitas minyak Saudi dihantam setidaknya 17 kali, dua di antaranya oleh senjata yang dipandu secara presisi.

Selain itu, baik jenis drone maupun rudal jelajah yang digunakan dalam serangan itu tidak dapat mencapai fasilitas itu dari Yaman. "Itu tidak mungkin," kata pejabat itu.

Di sisi lain, Iran telah mengirim nota diplomatik kepada AS yang isinya membantah terlibat dalam serangan ke kilang minyak Saudi. Iran juga mengancam akan membalas semua serangan.

"Misalkan ada tindakan terhadap Iran, kami akan langsung membalasnya," ungkap kantor berita IRNA dari Iran.

Arab Saudi sendiri mengatakan produksi minyaknya akan kembali normal pada akhir September. Menteri Energi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan pada konferensi pers di Jeddah, setengah dari produksi yang dihancurkan serangan sudah kembali berjalan. Dia mengatakan pihaknya harus memaksimalkan cadangan yang tersimpan untuk memastikan pasokan berlanjut seperti biasa.

"Selama dua hari terakhir kami telah memperbaiki kerusakan dan memulihkan lebih dari setengah produksi yang turun akibat serangan teroris," kata Menteri seperti dikutip Arab News.

 

Dukungan Barat

Sejumlah sekutu Saudi dari Barat juga menyatakan dukungan mereka. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, misalnya, menyatakan harus ada tanggapan kolektif terhadap serangan yang menargetkan fasilitas minyak Saudi.

Adapun Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menelepon putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman. Macron mengatakan, Prancis mengutuk serangan itu dan bersimpati terhadap Saudi.

Prancis juga akan mengirimkan tim pakar untuk menyelidiki penyebab serangan. "Sesuai dengan permintaan dari pemerintah Saudi, tim kami akan menyelidiki asal mula dan penyebab serangan," ujar Macron.

Namun tidak dijelaskan lebih rinci soal investigasi tersebut. Prancis juga tidak menyebut pelaku serangan. Sebelumnya Prancis telah berusaha mendesak Trump agar berdialog dengan Presiden Iran. (AFP/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya