Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Fasilitas Rudal Bawah Tanah Korea Utara Hampir Selesai

Tesa Oktiana Surbakti
03/6/2019 18:30
Fasilitas Rudal Bawah Tanah Korea Utara Hampir Selesai
Fasilitas rudal bawah tanah Korea Utara(AFP)

KOREA Utara hampir menyelesaikan pembangunan fasilitas bawah tanah di pabrik rudal berbahan bakar padat, wilayah Hamhung, Provinsi Hamgyong Selatan. Mereka kerap merakit dan menyimpan pesawat dan mesin rudal di sejumlah fasilitas bawah tanah, untuk menghindari pengawasan Korea Selatan maupun Amerika Serikat (AS).

"Kami mendeteksi pembangunan fasilitas bawah tanah berskala besar telah rampung. Itu merupakan perluasan fasilitas sebelumnya, di luar perimeter pabrik rudal Hamhung," ujar seorang juru bicara militer.

Baca juga: Urus Visa AS, Siap-Siap Serahkan Detail Medsos

Dalam beberapa tahun terakhir, pabrik Hamhung terus berkembang. Pada Juli 2018, fasilitas pabrik menjadi sorotan dalam pembicaraan denuklirisasi antara Korea Utara dan AS. Sejumlah gambar dari Google Earth menunjukkan tahapan proses konstruksi fasilitas bawah tanah di wilayah barat pabrik. Dari gambar Juli 2018 terlihat bahan bangunan dan lumpur menumpuk dekat pintu masuk, yang disinyalir menjadi jalan akses. Akan tetapi, gambar pada Februari 2019 menunjukkan area tersebut telah dibersihkan, serta beberapa bagian dilapisi beton.

Pabrik Hamhung menjadi basis produksi rudal berbahan bakar padat terbesar di Korea Utara. Rudal berbahan bakar padat lebih berbahaya, dibandingkan rudal berbahan bakar cair. Sebab, rudal jenis tersebut hanya membutuhkan sedikit waktu untuk bahan bakar, sehingga memungkinkan peluncuran dadakan.

Belum lama ini, Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik kelas Iskander jarak pendek dan Pukguksong-1 yang merupakan rudal balistik diluncurkan dari kapal selam. Rudal tersebut disinyalir memiliki mesin berbahan bakar padat.

"Rudal berbahan bakar padat lebih menarik bagi Korea Utara, daripada rudal berbahan bakar cair. Karena lebih mudah ditangani dan lebih efektif dalam operasi," jelas Shin Jong-woo dari Forum Pertahanan dan Keamanan Korea.

"Korea Utara sepertinya membutuhkan fasilitas bawah tanah yang sangat besar, untuk produksi massal rudal berbahan bakar padat. Mereka ingin menghindari pengawasan," imbuhnya.

Baca juga: KTT OKI Beri Selamat atas Kemenangan Jokowi

Setidaknya dibutuhkan waktu 30-40 menit untuk menyuntikkan bahan bakar ke rudal Scud atau Rodong berbahan bakar cari. Sistem pertahanan Korea Selatan selama ini berupaya melumpuhkan rudal jenis tersebut, dalam waktu 30 menit setelah terdeteksi. Akan tetapi, sistem tersebut tidak dapat mengalahkan rudal berbahan bakar padat yang hanya membutukan waktu pengisian sekitar 5-10 menit.

Di lain sisi, pesawat pembom F-15K atau jet tempur siluman F-35 yang siap tempur, dapat menyerang rudal jenis tersebut sebelum diluncurkan. Namun, posisi pesawat harus cukup dekat dengan target. (Chosunilbo/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik