Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Inginkan Perubahan, Warga Afrika Selatan Antusias Ikuti Pemilu

Tesa Oktiana Surbakti
08/5/2019 17:40
Inginkan Perubahan, Warga Afrika Selatan Antusias Ikuti Pemilu
Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa(GIANLUIGI GUERCIA / AFP)

SETELAH dua puluh lima tahun berjalannya demokrasi, jutaan warga Afrika Selatan mengikuti pemilihan umum (pemilu). Mereka siap menentukan pilihan di tempat pemungutan suara.

Terdapat 48 partai yang bertarung memperebutkan suara rakyat Afrika Selatan, baik dalam pemilihan nasional maupun provinsi. Jumlah tempat pemungutan suara mencapai 22 ribu titik tersebar di berbagai wilayah.

Baca juga: Komplotan Peretas Curi US$ 40 Juta Bitcoin Dari Binance

Kepada para pemilih, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, berjanji akan menindak kasus korupsi di Kongres Nasional Afrika (ANC). Selama pendahulunya, Jacob Zuma, menjabat, skandal korupsi di partai politik tersebut seakan tersimpan rapat.

Partai Nelson Mandela itu menghadapi sikap apatis yang meluas di tengah masyarakat yang lahir setelah apartheid, atau dikenal generasi bebas. Partai tersebut juga mendapat tantangan dari partai radikal pemberontak sayap kiri, yang dipimpin Julius Malema.

"Saya pikir ANC akan menjadi pecundang besar dalam pemilihan umum kali ini. Pasalnya, ANC tidak akan meraup suara mayoritas, seperti sebelumnya," ujar Xolani Dube, analis politik dari Institut Penelitian dan Pengembangan Xubera.

Di samping itu, ANC harus menerima penurunan dukungan yang begitu tajam, dalam pemilihan daerah di Afrika Selatan pada 2016 lalu. Suara di beberapa kota utama telah direbut sejumlah partai oposisi.

Selama Jacob Zuma menjadi Presiden Afrika Selatan, partai oposisi Aliansi Demokratik dan Pejuang Kebebasan Ekonomi Malema (EFF), berhasil memanfaatkan isu korupsi di petinggi pemerintahan, yang dihembuskan pemberitaan surat kabar. Akan tetapi, Zuma berulang kali membantah tuduhan yang mengarah kepada pemerintahannya.

Terhadap Ramaphosa, kubu oposisi menghadapi lawan yang tangguh. Sebagai mantan pemimpin serikat buruh yang bertransformasi sebagai pengusaha sukses, Ramaphosa sangat disukai kalangan kelas menengah. Dia dipandang sebagai penawar kepemimpinan Zuma.

"Bagaimanapun pangkal persoalan politik di Afrika Selatan ialah melawan korupsi. Ketika Anda melawan korupsi, maka Anda berperang melawan ANC," imbuh Dube.

Sejumlah pemilih yang berkumpul di aula Orlando East Communal di Soweto, tidak jauh dari rumah peninggalan Mandela, menyatakan keinginan yang sama untuk perubahan. Banyak orang berbaris sejak subuh di tengah udara dingin, demi mengamankan hak suara mereka.

"Kami memberikan suara untuk perubahan. Kami ingin masa depan yang lebih baik untuk diri sendiri, dan juga untuk generasi penerus," tutur Eddie Nzoyi, salah satu warga yang mengantre di tempat pemungutan suara.

Baca juga: Kapal Perang Jepang Merapat di Tanjung Priok

Bagi banyak orang Afrika Selatan, dasar keberlangsungan hidup juga menjadi hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan kali ini. Sebuah survei Bank Dunia menunjukkan Afrika Selatan merupakan negara paling timpang di dunia.

Rumah tangga terkaya di Afrika Selatan hampir 10 kali lebih makmur daripada rumah tangga miskin. Warga Afrika Selatan yang kurang beruntung, memiliki sedikit aset dan keterampilan. Mereka pun pasrah mendapatkan upah rendah. Tingginya angka pengangguran masih membayangi negara di Benua Hitam. (CNN/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya