Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Ribuan Orang Berkumpul untuk Pertemuan Damai Afghanistan

Tesa Oktiana Surbakti
29/4/2019 19:00
Ribuan Orang Berkumpul untuk Pertemuan Damai Afghanistan
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di hari pertama Loya Jirga(AFP/Rahmat Gul)

RIBUAN politisi dan pejabat seluruh Afghanistan berkumpul di Kabul dengan pengamanan ketat, Senin (29/4). Agendanya, membahas perang dan langkah Amerika Serikat (AS) untuk menjalin kesepakatan damai dengan Taliban.

Lebih dari 3.000 orang diundang dalam pertemuan langka "loya jirga", yang digadang-gadang terbesar sepanjang sejarah Afghanistan modern. Upaya itu membuka peluang bagi mereka untuk menerima penyelesaian damai.

Secara harfiah, loya jirga berarti majelis besar di Pashto. Pertemuan diadakan di tengah negosiasi AS dengan Taliban, untuk menarik pasukan asing dari Afghanistan dengan imbalan gencatan senjata permanen berikut sejumlah komitmen dari Taliban.

Pembicaraan sejauh ini menyampingkan pemerintahan Afghanistan yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani, yang dipandang sebagai kaki tangan AS.

"Kami ingin menentukan garis utama dalam negosiasi dengan Taliban. Kami ingin mendapatkan saran yang jelas dari kalian semua," ujar Ghani pada awal pertemuan puncak.

Baca juga: Menlu RI dan Menlu Afghanistan Bahas Penguatan Kerja Sama

Pemerintahan Ghani berharap pertemuan dengan pertaruhan tinggi itu akan menetapkan kesepakatan terkait kondisi Kabul. Termasuk, kelanjutan konstitusi dan perlindungan hak perempuan, media dan kebebasan berbicara. Ghani turut mengundang kelompok Taliban, setelah gerilya perang yang tidak berhenti sejak 2001 lalu. Namun, para pemberontak enggan memenuhi undangan tersebut.

Sebagian besar wilayah Kabul diblokade pada Senin waktu setempat, yang didukung libur publik selama sepekan agar perhelatan itu berlangsung kondusif. Sejumlah ruas jalan di seberang ibu kota pun ditutup, begitu juga dengan beberapa titik wilayah perbukitan. Pada masa lalu, Taliban pernah menembakkan roket ke tenda yang menaungi pertemuan loya jirga.

Dalam sebuah pernyataan, Taliban bersumpah tidak akan menerima keputusan atau resolusi apapun dari loya jirga. Mereka memandang loya jirga terakhir diadakan pada 2013, ketika para pejabat Afghanistan mendukung perjanjian keamanan yang memungkinkan pasukan AS berjaga di wilayah tersebut.(AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya