Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
DALAM Pertemuan the 3rd High-Level Brainstorming Dialogue on Enhancing Complementarities between the ASEAN Community Vision 2025 and the United Nations 2030 Agenda for Sustainable Development, Duta Besar Foster Gultom menekankan pentingnya partisipasi dan kolaborasi antara negara-negara ASEAN dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta para negara mitra.
Terutama mengenai implementasi program-program yang tertuang dalam Complementarities Report. Partisipasi aktif semua pemangku kepentingan di ASEAN adalah kunci pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan, termasuk pemerintah, akademisi, pelaku usaha, filantropi serta organisasi masyarakat lainnya.
Baca juga: Menonton “Bali: Beats of Paradise” di Layar Terbesar di Dunia
Melalui keterangan resmi, Senin (1/4), upaya penyelarasan elemen-elemen yang tertuang dalam ASEAN Community Vision 2025 dan United Nations 2030 Agenda for Sustainable Development, memasuki tahun ketiga sejak pertemuan pertama kali digelar pada 2017. Penyelarasan dua agenda besar tersebut bertujuan memberikan kontribusi positif bagi perdamaian, stabilitas keamanan dan kemakmuran masyarakat di kawasan dan dunia.
Upaya penyelasaran difokuskan pada lima area kerja sama, yakni poverty eradication, infrastructure and connectivity, sustainable management of natural resources, sustainable consumption and production, dan resilience. Pertemuan di Bangkok, Thailand, meenyepakati perlunya peta jalan sebagai pedoman untuk memajukan berbagai inisiatif penyelarasan sepanjang 2020-2025.
Ke depannya, implementasi tersebut akan dilakukan oleh ASEAN Center for Sustainable Development Studies, yang akan diresmikan pada pertemuan KTT ASEAN ke-34 pada Juni mendatang. Terkait hal itu, Dubes Foster menyebut pusat studi bertujuan menjalin kerja sama dengan pusat-pusat yang sudah ada di tingkat nasional. Saat ini, Indonesia telah memiliki 7 SDGs Centre di beberapa universitas, yakni Universitas Padjajaran, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Hasanuddin.
Baca juga: Reiwa, Era Baru Jepang Pascapengunduran Diri Akihito
Persoalan sampah plastik mendapatkan perhatian dari beberapa negara yang hadir sebagai Guest of the Co-Chair. Di antaranya Jepang, Norwegia dan Swiss. Bank Dunia secara spesifik mengapresiasi upaya Indonesia untuk menghasilkan suatu Regional Plan of Action di kawasan.
Sebagaimana dua pertemuan sebelumnya, tujuan dari penyelenggaraan pertemuan ke-3 ini masih tetap sama. Mengupayakan sinergi dari dua proses penting, yakni realisasi ASEAN Community Vision 2025 dan the United Nations 2030 Agenda for Sustainable Development, memastikan bahwa tidak ada satu negara pun yang tertinggal di ASEAN. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved