Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
IBU kota Vietnam, Hanoi, tengah bersiap menyambut penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Amerika Serikat (AS)-Korut putaran kedua. Bukan hanya aspek keamanan yang ditingkatkan, melainkan juga kamar hotel telah habis dipesan.
Bendera kedua negara berkibar gagah di seluruh penjuru Hanoi, menandai momentum bersejarah. Beberapa bar menyajikan minuman yang diberi nama ‘peace negroniations’, terinspirasi koktail negroni yang populer.
Sejumlah toko menjual kaus dengan gambar wajah Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un. Bahkan, ada salon yang menawarkan jasa potong gratis bagi pelanggan yang ingin meniru gaya rambut pemimpin AS dan Korut.
Persiapan pertemuan pada 27-28 Februari berjalan lancar. Suasana jalan-jalan utama di Hanoi terpantau kondusif. Warga setempat merasa kagum sekaligus bangga karena negaranya menjadi tempat pertemuan dua petinggi negara yang sebelumnya kerap melemparkan sindiran.
Namun, sebagian warga tampak terganggu atas kehebohan yang tidak biasa. “Pekerjaan saya mengirimkan barang dari rumah ke rumah-rumah di sekitar kota. Ketika jalan diblokir untuk KTT, jelas berdampak negatif pada usaha saya. Tetapi, saya tetap mendukung Vietnam menjadi tuan rumah yang baik,” ujar Vu Van Dong, petani berusia 28 tahun, kepada Al Jazeera.
Pejabat Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Vietnam, Phuong Hoa Nguyen, mengatakan dampak menjadi tuan rumah pertemuan Trump dan Kim, menarik perhatian media lokal dan internasional. Negara itu memiliki peluang untuk menampilkan dinamika domestik, keberhasilan pengembangan ekonomi sosial, penduduk yang ramah, dan identitas budaya yang kaya sejarah heroik.
“Ini adalah peluang besar untuk mempromosikan Vietnam sebagai tujuan wisata dan investasi yang menarik sekaligus aman. Kami ingin menarik 18 juta wisatawan internasional pada 2019, dengan anggaran promosi yang relatif rendah sekitar US$2 juta,” papar Nguyen.
Dia mengungkapkan menjadi tuan rumah tidak mudah. Setidaknya, Vietnam harus mengukur seberapa besar keuntungan finansial dari pertemuan yang diadakan delapan bulan setelah KTT AS-Korut di Singapura pada tahun lalu.
“Singapura menginvestasikan anggaran sekitar US$14,8 juta untuk menyelenggarakan KTT Trump-Kim putaran pertama. Mereka menghasilkan hampir 40 kali lipat untuk ekonomi mereka,” jelas Nguyen.
Di samping dampak finansial, perhatian internasional dan antusiasme mengiringi perhelatan KTT yang sangat bernilai bagi Vietnam. Menjelang pertemuan puncak pada dua hari mendatang, keamanan bandara dinaikkan ke level tertinggi. Pejabat keamanan tambahan juga telah ditempatkan di aera publik dan terbatas di seluruh wilayah Hanoi.
Awal bulan ini, Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, memimpin peninjauan kembali pengaturan KTT. Dia menggambarkan pertemuan tersebut sebagai acara akbar yang menarik perhatian masyarakat internasional.
KTT putaran kedua juga menjadi topik utama perbincangan di tengah masyarakat lokal dari berbagai usia dan latar belakang. “Saya merasa bersemangat dan terhormat karena Vietnam dipilih sebagai tuan rumah,” tutur Lieu, warga Hanoi berusia 90 tahun. (Tesa Oktiana Surbakti/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved