Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Daging Sapi Wagyu Jepang Menaklukkan Dunia

AFP/Tesa Oktiana Surbakti/I-1
02/2/2019 01:40
Daging Sapi Wagyu Jepang Menaklukkan Dunia
(Martin BUREAU / AFP)

DI hamparan hijau pegunungan Jepang, kawanan sapi hitam mengilap berkeliaran dengan bebas. Sapi tersebut menjadi pasokan utama produsen daging wagyu Hida.

Jepang sudah lama terkenal akan daging sapi yang lembut dan meleleh di mulut. Produsen tidak hanya terjebak di pasar domestik, tetapi juga terus menjajal pasar global untuk meningkatkan penjualan.

Merek Hida mungkin belum sepo­puler daging sapi Kobe, tapi secara keseluruhan penjualan daging sapi wagyu skala internasional terus melonjak. Nilai ekspor tercatat meningkat lebih dari 200% dalam lima tahun terakhir. Hong Kong merupakan tujuan pasar utama.

Sekitar satu jam dari Takayama, kota dengan daya tarik wisata hunian kayu, puluhan sapi yang dimiliki petani sekitar bebas me­rumput di atas lahan seluas 250 hektare. Lahan tersebut dikelola pemerintah daerah setempat.

Puluhan sapi menikmati musim panas sembari menyantap rumput hijau dengan tenang. Pada musim dingin, hewan ternak itu kembali ke kandang untuk mendapat kehangatan. Di dalam kandang, sapi akan melahirkan anak yang merupakan produk pengembangbiakkan terorganisasi. Hal itu bertujuan menjaga kemurnian setiap garis keturunan sapi.

“Sangat penting menjaga garis keturunan karena gen yang baik menjamin kualitas daging. Selain itu, kualitas pakan juga harus diperhatikan,” tutur pejabat lokal yang bertanggung jawab atas departemen pemeliharaan ternak, Koichi Maruyama.

Dimanja dan dipelihara

Sebagai gambaran, sapi yang akan menghasilkan daging wagyu, membutuhkan 10 kilogram (km) jerami dalam sehari. Takaran pakan yang tepat menjaga tampilan dan rasa khas daging.
Setiap sapi menghabiskan 30 bulan hidupnya dengan dimanja dan dipelihara bebas agar terbebas dari stres. Tentunya di bawah pengawasan medis yang terus-menerus.

Sapi ternak ditandai secara elektronik, dalam suatu sistem khusus sehingga silsilah keluarga sapi dapat ditelusuri.

Pada musim di­ngin, petani memanjakan hewan ternaknya dengan mantel tebal, memberikan minuman bir, hingga memainkan musik klasik. Peternak di Takayama tidak melakukan hal seperti itu, tapi sapi-sapi yang dipelihara tetap hidup bahagia.

“Kami tidak pernah beristirahat. Kami siap menjaga hewan ternak kami selama 24 jam penuh,” ucap Schuichi Mizobata di sela-sela kompetisi daging wagyu lokal.
Setelah sapi berpawai di depan para juri, mereka ditimbang dan diukur untuk menentukan mana yang layak bersaing dalam kompetisi nasional setiap lima tahun sekali.

Seekor sapi Takayama memenangi kompetisi pada 2002, yang menjadi peluang emas bagi merek Huda. Pengembangan sapi wagyu dimulai sejak 80 tahun lalu, yang berasal dari seekor sapi jantan berwarna hitam.

“Dengan adanya liberalisasi aturan impor daging sapi, kami memutuskan fokus pada daging sapi wagyu berkualitas sangat tinggi. Itu untuk membedakan produk kami dari yang lain,” kata Sota Kamihiro, pejabat di Kementerian Pertanian Jepang.

Meski memiliki prospek cerah, bisnis daging sapi wagyu Negeri Matahari Terbit  dibayangi tantangan, mulai penurunan angka konsumsi daging domestik, hingga penyusutan jumlah petani yang tidak meninggalkan ahli waris.

Pada 2013, Kementerian Pertanian Jepang menetapkan target ekspor daging sapi sebesar US$25 miliar hingga 2019. Tampaknya target akan berhasil, dengan capai­an penjualan per 2018 sebesar US$24,7 miliar. (AFP/Tesa Oktiana Surbakti/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya