Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
RAKSASA elektronik asal Jepang, Sony, akan memindahkan kantor pusat mereka di Eropa dari Inggris ke Belanda. Langkah itu bertujuan menghindari hambatan kepabeanan terkait keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Kendati demikian, manajemen Sony memastikan operasi perusahaan Sony di Inggris tetap berjalan seperti biasa.
"Kami sedang memproses kepindahan kantor pusat Eropa ke Belanda, sekitar akhir Maret," jelas juru bicara Sony Takashi Lida.
Relokasi kantor pusat, lanjut dia, bertujuan menghindari prosedur bea cukai yang rumit, pasca-Inggris meninggalkan Uni Eropa.
Pada Desember 2018, manajemen Sony mendaftarkan perusahaan baru di Belanda. Mereka berencana mengintegrasikan kantor pusat Eropa yang semula ada di Inggris, ke perusahaan baru itu.
Baca juga: May Berupaya Rangkul Kubu Oposisi
Aksi korporasi itu akan menjadikan Sony sebagai perusahaan yang berbasis di Uni Eropa. Dengan begiru, prosedur bea cukai bersama blok tersebut akan berlaku pada operasi Sony di Eropa. Tepatnya setelah Inggris melepaskan keanggotaan dari Uni Eropa.
Meski kantor pusat dipindahkan, Sony tidak akan memindahkan personel dan operasi di perusahaan Inggris.
"Satu-satunya perubahan yang kami lakukan adalah perubahan lokasi terdaftar perusahaan," imbuh Lida.
Pesaing Sony, Panasonic, lebih dulu memindahkan kantor pusat Eropa mereka dari Inggris ke Belanda tahun lalu. Panasonic mengkhawatirkan persoalan pajak terkait Brexit.
Beberapa perusahaan Jepang lainnya, termasuk megabank MUFG, Nomura Holdings, Daiwa Securities, dan Sumitomo Mitsui Financial Group, sudah berencana memindahkan kantor pusat Eropa mereka dari London.
Parlemen Inggris menolak kesepakatan penarikan yang digulirkan Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May pekan lalu. SIituasi tersebut membawa Inggris pada jalur keluar dari Uni Eropa pada 29 Maret tanpa kesepakatan.
May berjanji mencoba mengubah perjanjian sekali lagi. Akan tetapi, kalangan analis menilai usaha May tidak akan berhasil, dan parlemen harus mengambil kendali.
Investor Jepang menginginkan Brexit yang lunak dengan kesepakatan, termasuk sejumlah langkah khusus dalam periode transisi untuk mengurangi dampak Brexit terhadap nasib para pekerja.
Mereka pun berharap Inggris dan Uni Eropa akan membangun hubungan ekonomi yang lebih dekat pasca implementasi Brexit. (AFP/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved