Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRESIDEN Tiongkok Xi Jinping memberikan tawaran kepada Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un terkait dukungan pembicaraan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) yang belum menemukan jalan keluar. Xi menekankan agar kedua belah pihak segera bertemu.
Pekan ini, Kim mengunjungi Beijing, Tiongkok, dengan menggunakan moda transportasi kereta api. Kedatangannya bertujuan menegaskan kembali peran Tiongkok dalam proses negosiasi nuklir. Hal itu dipandang sebagai strategi jelang pertemuan puncak putaran kedua antara pemimpin AS dan Korea Utara.
Baca juga: Dorong Konektivitas Aceh, Menlu RI Terima Penghargaan
Dalam lawatannya di Tiongkok, Kim mengunjungi pabrik obat tradisional dan kemudian menghadiri agenda jamuan makan siang dari Xi. Kunjungan tersebut bertepatan dengan pembicaraan perdagangan antara pejabat Tiongkok dan AS. Kalangan analis berpendapat Tiongkok bisa memanfaatkan persoalan AS dan Korea Utara, sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi. Terhadap tudingan tersebut, Kementerian Luar Negeri Tiongkok enggan menjelaskan pembicaraan dan hubungan apapun antara Xi dan Kim.
Pada pertemuan pertama di Singapura sekitar Juni lalu, Presiden AS Donald Trump beserta Kim sepakat menandatangani dokumen yang berisi pernyataan samar. Dalam hal ini, Kim diketahui berjanji untuk bekerja sama mencapai denuklirisasi Semenanjung Korea. Namun sampai saat ini, perkembangan negosiasi antara Pyongyang dan Washington mengalami stagnasi.
Korea Utara mengharapkan pencabutan serangakain sanksi yang dijatuhkan AS mengenai senjata nuklir dan program rudal balistik. Di lain sisi, AS menginginkan langkah tersebut tetap berlaku sampai Korea Utara menghentikan program senjatanya. Janji seperti itu belum pernah dipaparkan Korea Utara di ranah publik.
Menyikapi polemik antara Korea Utara dan AS, Tiongkok menyatakan harapannya agar pemberlakuan sanksi mereda. Pun, kedua negara diharapkan menemui jalan tengah. Pernyataan resmi tersebut diberitakan kantor berita pemerintah, China Xinhua. Selain itu, Xi mengapresiasi langkah positif yang diambil Korea Utara.
Korea Utara yang sebelumnya melakukan enam ledakan nuklir dan meluncurkan rudal yang mampu mencapai seluruh AS, sudah tidak melakukan tes semacam itu dalam setahun terakhir. Mereka bahkan meledakkan pintu masuk menuju tempat uji coba nuklir yang dinilai tidak lagi diperlukan. Akan tetapi, Korea Utara bersikeras menolak tuntutan yang disebutnya sebagai pelucutan senjata sepihak layaknya aksi gangster.
Tiongkok merupakan satu-satunya sekutu utama dan mitra dagang utama Korea Utara. Namun hubungan keduanya sempat merenggang karena aktivitas nuklir Pyongyang. Perlahan, hubungan yang memanas mulai mencair sejak Kim dan Xi bertemu sebanyak tiga kali.
Berdasarkan kantor berita resmi Pyongyang, Kim diketahui menaruh kekhawatiran mengenai kebuntuan negosiasi dengan AS. Sekalipun pemimpin Tiongkok mendeklarasikan dukungan kuat terhadap posisi Korea Utara.
"Xi mengatakan bahwa masalah legitimasi yang diangkat Korea Utara adalah tuntutan yang sah. Dia sepenuhnya setuju bahwa kepentingan Korea Utara harus diselesaikan secara adil," demikian bunyi pemberitaan dari kantor berita resmi Korea Utara.
Pertemuan Kim-Xi diadakan sesaat sebelum atau setelah pertemuan puncak antara Korea Utara dan AS, maupun Korea Selatan. Pada Minggu kemarin, Trump mengatakan AS dan Korea Utara tengah merundingkan lokasi pertemuan puncak putaran kedua. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengisyaratkan pertemuan tersebut sudah dekat. Di samping itu, Moon mengakui perjanjian di Singapura memang cenderung kabur, sehingga terdapat skeptisisme atas janji denuklirisasi Korea Utara.
Lebih lanjut, Trump memandang Pyonyang perlu mengambil langkah praktis dan berani untuk mencapai denuklirisasi, termasuk memastikan pencabutan sanksi. Namun, AS tetap mengeluarkan langkah yang sesuai dan diperlukan, seperti menyetujui rezim perdamaian.
Baca juga: Hina Raja di Facebook, Pria Kamboja Divonis Penjara Tiga Tahun
Di tengah situasi yang tidak menentu, Kim berupaya meyakinkan AS dan negara lainnya, bahwa pandangan tentang denuklirisasi tidak jauh berbeda dengan tuntutan masyarakat internasional. Pyongyang pun tidak akan mempersoalkan kehadiran pasukan AS di wilayah perbatasan Korea, khususnya di selatan maupun di dekatnya.
Seperti diketahui, Washington dan Beijing memiliki kepentingan masing-masing di wilayah timur Asia. Tidak diragukan jika Xi berani menegaskan kembali pentingnya kehadiran Tiongkok dalam proses diplomatik. Beijing menyatakan kesiapannya untuk memainkan peran positif dan konstruktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas. Berikut, mewujudkan denuklirisasi di wilayah semenanjung.(AFP/OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved