Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Kompleks Pemerintahan Kabul Diserang, Puluhan Orang Tewas

Tesa Oktiana Surbakti
25/12/2018 22:40
Kompleks Pemerintahan Kabul Diserang, Puluhan Orang Tewas
(AFP)

SERANGAN senjata dan bom bunuh diri selama satu jam di kompleks pemerintahan Kabul, menewaskan sedikitnya 43 orang. Peristiwa tersebut merupakan salah satu serangan terparah di Ibu Kota Afghanistan sepanjang tahun ini.

Belum ada kelompok militan yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan. Korban tewas tidak hanya menyasar pasukan keamanan, melainkan juga warga sipil.

Juru bicara pemerintah, Waheed Majroh, mengungkapkan sepuluh orang lainnya terluka dalam peristiwa pembantaian yang menghantam Kementerian Pekerjaan Umum dan sebuah kantor pelayanan yang menangani pensiun dan tunjangan bagi veteran perang.

Sekelompok orang bersenjata menyerbu sekitar sore hari, setelah meledakkan sebuah bom mobil di pintu masuk. Para pegawai pemerintahan berlarian menyelamatkan diri. Beberapa di antaranya bahkan melombat dari lantai atas demi menghindari serangan militan.

Adapun ratusan pegawai lainnya terperangkap di dalam gedung selama berjam-jam. Begitu pasukan keamanan bersenjata lengkap mengepung kawasan tersebut, pertempuran sengit yang diwarnai ledakan pun tak dapat dihindari.

Setidaknya empat orang militan termasuk pelaku bom bunuh diri, tewas. Lebih dari 350 orang berhasil dibebaskan. Sebagian besar yang mengalami luka-luka adalah warga sipil. Serangan ini menjadi yang paling mematikan di Ibu Kota Afghanistan, sejak seorang pembom meledakkan dirinya di tengah pertemuan keagamaan bulan lalu. Korban tewas mencapai 55 orang.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, yang pemerintahannya telah diserang imbas kegagalan keamanan, mengatakan serangan teroris yang menyasar warga sipil sebagai dalih untuk menyembunyikan kekalahan di medan perang. Di lain sisi, Perdana Menteri Afghanistan Abdullah Abdullah, mengeluarkan nada menantang ketika menyalahkan Taliban atas serangan tersebut.

"Setiap serangan yang mereka perbuat terhadap rakyat kami, membuat tekad kami semakin kuat untuk melenyapkan mereka," tegasnya.

Akan tetapi, pernyataan mereka percaya kenyataan suram di medan perang, yang menjadikan Taliban berada di atas angin. Kelompok militan terbesar di Afghanistan itu telah menciptakan dampak teritorial yang signifikan tahun ini, ketika tindakan para pejuangnya mengakibatkan korban di tubuh pemerintah.

Serangan tersebut berlangsung setelah beberapa hari yang penuh gejolak di Afghanistan. Pejabat pemerintah setempat terkejut atas rencana Presiden Amerika Serikat (AS) menarik pasukan, yang dikhawatirkan dapat merusak upaya mengakhiri konflik dengan Taliban. Pun, peristiwa ini juga terjadi setelah perombakan keamanan besar-besaran yang menempatkan veteran anti Taliban. Pakistan bertanggung jawab atas polisi dan militer.

Sementara ini, belum ada pengumuman resmi terkait penarikan pasukan AS. Namun, rencana AS Mengurangi kehadiran militernya telah mengguncang Ibu Kota Afghanistan, dan berpotensi merusak upaya perdamaian. Komandan tertinggi AS dan NATO di Afghanistan, Jenderal Scott Miller, mengatakan pihaknya belum menerima perintah untuk menarik pasukan keluar dari negara tersebut.

Banyak warga Afghanistan khawatir pemerintahan di bawah kepemimpinan Ashraf Ghani yang rapuh, akan runtuh jika pasukan AS menarik diri. Hal itu juga memungkinkan Taliban merebut kembali kekuasaan dan berpotensi memicu perang sipil berdarah lainnya. (AFP/OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya