Aktivitas Manufaktur Tiongkok Melambat

Denny Parsaulian
31/7/2018 14:45
Aktivitas Manufaktur Tiongkok Melambat
(medcom.id)

AKTIVITAS pabrik-pabrik di Tiongkok melambat pada Juli. Menurut data resmi Selasa (31/7), ini diperkirakan akibat cuaca ekstrim dan perang dagang dengan AS yang membebani manufaktur.

Indeks Manajer Pembelian (PMI), ukuran kunci dari kondisi pabrik, berada di 51,2 untuk bulan ini, turun dari 51,5 pada Juni. Hal ini seperti didata Biro Statistik Nasional (NBS).

Angka itu di bawah angka 51,3 dalam survei para ekonom yang dilakukan Bloomberg News.

Meskipun angka-angka menunjukkan perlambatan, kondisi masih nyaman di atas 50 poin yang merupakan pemisah ekspansi dari kontraksi.

PMI berfluktuasi karena hujan deras yang sering datang baru-baru ini, topan dan suhu tinggi. Menurut analis NBS, Zhao Qinghe dalam sebuah pernyataan.

"Kondisi cuaca buruk telah menyebabkan beberapa produksi industri dan pertambangan untuk berhenti," tambah Qinghe. 

"Meningkatnya friksi perdagangan internasional dan beberapa industri memasuki musim slack tradisional juga memainkan peran."

Sengketa perdagangan juga telah menyebabkan penurunan pesanan ekspor dan impor bahan baku untuk beberapa produsen.

"Data jelas menunjukkan perlambatan dalam momentum ekonomi," kata kepala ekonom Tiongkok Raymond Yeung yang lebih besar untuk Grup Perbankan Australia & Selandia Baru di Hong Kong kepada Bloomberg.

"Dampak dari tahap pertama tarif AS yang mulai berlaku bulan lalu sebagian besar diimbangi oleh mata uang yang melemah," ujar Julian Evans-Pritchard dari Capital Economics dalam sebuah catatan penelitian.

"Perekonomian Tiongkok berada di jalur perlambatan lebih lanjut di kuartal ini dan berikutnya. Hal ini memicu perlunya tambahan pelonggaran kebijakan."

Dengan harapan membalikkan tren itu, Beijing pekan lalu mengisyaratkan akan bergeser ke kebijakan fiskal yang lebih longgar dengan meluncurkan serangkaian dukungan fiskal termasuk pengurangan pajak dan penerbitan obligasi khusus pemerintah daerah untuk infrastruktur. (AFP/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya