Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
RIBUAN demonstran berbaris di kota-kota di seluruh Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (30/60) untuk menentang kebijakan imigrasi garis keras ala Presiden AS Donald Trump. Mereka juga menuntut agar segera dilakukan reunifikasi keluarga yang terpisah di perbatasan dengan Meksiko.
Tepat di seberang Gedung Putih, para demonstran yang diliputi kemarahan dan kesedihan memenuhi Taman Lafayette Square, sebelum bergerak menuju Capitol.
Di Boston, Chicago, Los Angeles, New York, dan Portland juga mengalami hal yang sama. Para selebritas, termasuk Alicia Keys dan Lin-Manuel Miranda, hadir di Washington dan John Legend di Los Angeles untuk memberikan dukungan.
"Kami tidak percaya pada perbatasan, kami tidak percaya pada dinding," ungkap Sebastian Medina-Tayac, warga keturunan bangsa Indian Piscataway yang memberikan pernyataan dalam bahasa Inggris dan Spanyol di awal demonstrasi Families Belong Together.
Melalui pengeras suara diperdengarkan suara tangisan seorang anak yang terpisah dari kerabatnya, yakni saat seorang ibu Brasil mengisahkan cerita pilu tentang perpisahan dengan putranya. "Aku merindukan sembilan bulan dari hidupnya dan itu seharusnya tidak pernah terjadi," katanya yang menyebut namanya sebagai Jocelyn.
Kasus tersebut berawal dari kebijakan pemisahan keluarga yang diintensifkan pada Mei. "Malu! Malu!" kerumunan massa meneriakkan respons mereka di bawah sengatan suhu udara 33 derajat celsius.
Sementara itu, Trump dipastikan tidak dapat mendengar teriakan para demonstran karena dia menghabiskan waktunya di Bedminster, New Jersey, di Trump National Golf Club. Namun, gelombang pengunjuk rasa juga hadir di kota itu dengan membawa tulisan-tulisan tentang kebijakan imigrasi.
"Pencari suaka bukan penjahat," kata salah seorang demonstran. Trump merespons dengan membela diri lewat Twitter. 'Ketika orang-orang datang ke negara kita secara ilegal, kita harus segera mengawal mereka keluar tanpa melalui manuver legal selama bertahun-tahun', tulisnya.
Dia melanjutkan, 'Undang-undang kami ialah yang paling bodoh di dunia. Partai Republik menginginkan Strong Borders dan No Crime. Dems want Open Borders and are week on Crime!'.
Seperti diketahui, dalam upaya menghentikan arus puluhan ribu migran ke perbatasan AS selatan setiap bulan, Trump telah memerintahkan penangkapan terhadap orang dewasa yang melintasi perbatasan secara ilegal, termasuk mereka yang mencari suaka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved