Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
MESIR membebaskan dan mendeportasi jurnalis asal Australia Peter Greste pada Minggu (1/2) setelah menahannya di penjara selama 400 hari.
Greste merupakan koresponden untuk kantor berita televisi Al-Jazeera English. Menurut kementerian dalam negeri, Greste sudah diterbangkan ke Larnaca, Siprus, bersama saudara laki-lakinya, Michael, setelah dibebaskan dari Penjara Tora di Kairo.
Greste ditangkap pada Desember 2013 bersama dengan koleganya, Mohamed Fahmy, dan produser asal Mesir, Baher Mohamed. Ketiganya dituding terlibat membantu kelompok Ikhwanul Muslimin yang masuk daftar hitam di Mesir.
Greste dan Fahmy divonis penjara 7 tahun, sedangkan Mohamed 10 tahun. Putusan itu lantas diubah dan pengadilan pada Januari memerintahkan peradilan ulang bagi ketiganya. "Ada keputusan presiden untuk mendeportasi Peter Greste ke Australia," demikian pernyataan kementerian dalam negeri Mesir sebelum Greste pergi dari Kairo.
Penangkapan ketiga pekerja media itu memicu pengecaman dari seluruh dunia. Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa selalu menyeru pembebasan mereka.
Keluarga Greste juga mengungkap kegembiraan mereka atas pembebasan Peter, sedangkan Peter Greste masih akan berada di Siprus untuk sementara waktu. "Dia masih beristirahat, tapi dia sehat, selamat, dan sangat gembira akan bisa pulang," jelas saudara laki-laki Peter, Andrew.
Meski gembira, Peter Greste mengaku tidak melupakan nasib dua koleganya yang dipenjara. "Dia tidak akan menyerah sampai Baher dan Fahmy dibebaskan juga," tambah Andrew.
Sementara itu di Canberra, Australia, Perdana Menteri Tony Abbott menyatakan lega atas pembebasan Greste. Dia juga mengutarakan dukungan negaranya untuk kebebasan media sekaligus berterima kasih kepada Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.
Organisasi pemantau hak asasi manusia Amnesty International juga menyatakan bahwa pembebasan Greste harusnya juga segera diikuti dengan pembebasan Baher dan Fahmy. "Ketiganya dihadapkan pada tuntutan yang direkayasa dan menjalani peradilan yang banyak keanehannya," kata pejabat Amnesty International Hassiba Hadj Sahraoui.
Sedangkan lembaga pemantau media Committee to Protect Journalists menyambut baik pembebasan Greste, sekaligus menyeru Al-Sisi untuk juga membebaskan Fahmy dan Baher, pun jurnalis-jurnalis lain yang masih dipenjara karena menjalankan tugas mereka. (AFP)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved