Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PRESIDEN Iran Hassan Rouhani mengatakan pada Minggu (6/5) bahwa jika Amerika Serikat (AS) akan menyesal karena menghentikan kesepakatan nuklir antara Teheran dan kekuatan dunia.
Presiden AS Donald Trump telah mengancam untuk membatalkan perjanjian saat muncul untuk pembaruan pada 12 Mei, menuntut sekutunya di Eropa memperbaiki kekurangan yang mengerikan atau dia akan memberlakukan kembali sanksi.
"Jika Amerika Serikat meninggalkan perjanjian nuklir, Anda akan segera melihat bahwa mereka akan menyesalinya tidak seperti sebelumnya dalam sejarah," kata Rouhani dalam pidato televisi di barat laut Iran.
"Trump harus tahu bahwa rakyat kita bersatu, rezim Zionis (Israel) harus tahu bahwa rakyat kita bersatu," tambah Rouhani.
Kesepakatan nuklir itu terjadi pada 2015 antara Iran dan Inggris, Tiongkok, Perancis, Jerman, Rusia dan AS, yang kemudian dipimpin oleh Barack Obama.
Di bawah pakta itu, sanksi dicabut sebagai imbalan atas komitmen untuk tidak mengejar bom nuklir, tapi Iran mengatakan itu tidak memberi hasil meskipun memenuhi kesepakatan.
Republik Islam selalu membantah senjata nuklir miliknya, bersikeras program atomnya adalah untuk tujuan sipil.
Rouhani tidak menjelaskan bagaimana reaksi Iran jika AS menarik diri dari kesepakatan itu.
Namun, dia mengatakan pihaknya telah memberi perintah yang diperlukan, terutama kepada Organisasi Energi Atom Iran, untuk mengantisipasi keputusan Trump.
Pada Kamis (3/5), Ali Akbar Velayati, penasihat kebijakan luar negeri untuk pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, memperingatkan Teheran akan menghentikan kesepakatan nuklir jika AS mengundurkan diri. (AFP/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved