Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
PERDANA Menteri Inggris Theresa May menunjuk Sajid Javid menjadi menteri dalam negerinya baru pada Senin (30/4) untuk mencoba membatasi skandal imigrasi, yang mengancam kewenangan perdana menteri.
Putra perantau dari Pakistan, Javid, itu pada akhir pekan lalu mencoba meredakan kemarahan di antara suku kecil atas sasaran imigrasi, dengan mengatakan bahwa keluarganya dapat terjebak di dalamnya dan bahwa pemerintah bekerja keras untuk 'memperbaiki keadaan'.
Javid sebagai anggota pertama parlemen dari suku kulit hitam, Asia dan kecil di Inggris, yang menduduki jabatan itu, juga dapat mengubah keseimbangan kelompok teratas May dalam perundingan atas pelepasan Inggris dari Uni Eropa.
Mantan bankir itu menggantikan Amber Rudd, salah satu anggota pendukung Eropa, yang paling lantang. Dia mengatakan bahwa hasil referendum pada 2016 mengartikan bahwa dalam beberapa hal, semua penduduk adalah pendukung Brexit.
Banyak di Partai Konservatif May, menyambut baik penunjukan itu, dengan Liz Truss, seorang menteri keuangan, menulis di Twitter bahwa Javid adalah sosok yang 'efektif, tanpa basa-basi, dan berani'.
Yang lain kurang menyetujui hal tersebut, dengan satu sumber senior Konservatif mengatakan dengan kondisi anonimitas bahwa kata-katanya kepada surat kabar Sunday Telegraph menjelaskan tanggapannya terhadap skandal tersebut sebagai usaha yang jelas untuk meraih jabatan itu.
"Hati-hati dengan yang Anda inginkan," kata sumber itu.
Penunjukan Javid terjadi hanya beberapa jam setelah Rudd dipaksa mengundurkan diri, setelah dia mengakui dalam sebuah surat kepada May bahwa dirinya 'secara tidak sengaja menyesatkan' komite parlemen Rabu lalu, dengan menyangkal bahwa pemerintah memiliki target-target untuk deportasi imigran gelap.
May menerima pengunduran dirinya, yang merupakan sebuah pukulan kepada perdana menteri itu karena Rudd adalah salah satu sekutu terdekatnya. Hal tersebut juga merupakan pukulan bagi para anggota parlemen di Partai Konservatif penguasa, yang ingin mempertahankan hubungan terdekat dengan Uni Eropa setelah Brexit.
Namun, Rudd kemungkinan bergabung dengan anggota lain parlemen Konservatif pendukung Uni Eropa, lebih jauh mengurangi kekuatan May di parlemen, tempat ia kehilangan mayoritas partainya pada pemilihan umum, yang berakhir buruk, pada tahun lalu. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved