Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Bahas KTT Ulama, Jokowi Bertemu dengan Imam Besar Al-Azhar

Nur Aivanni
30/4/2018 20:05
Bahas KTT Ulama, Jokowi Bertemu dengan Imam Besar Al-Azhar
(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

PRESIDEN Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Imam Besar dan Grand Syeikh Al-Azhar Ahmad Muhammad Ath-Thayeb di Istana Merdeka. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas mengenai gelaran Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia tentang Wasathiyah Islam.

Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antar-Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP), Din Syamsuddin, menyampaikan bahwa KTT tersebut akan dihadiri oleh 100 ulama dan cendikiawan baik dari dalam negeri maupun negara lainnya. Tokoh yang hadir tidak hanya berasal dari negara-negara Islam saja. Inggris, Amerika, Kanada, Australia, Jepang, Korea, China, dan Afrika pun akan turut serta dalam KTT tersebut.

"Kita akan membahas konsepsi Wasathiyah Islam dan bagaimana implementasinya, khususnya dalam konteks tantangan dan peluang dari peradaban global dewasa ini," kata Din usai pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/4).

Wasathiyah Islam, jelas Din, adalah wawasan Keislamaan yang menegakkan keseimbangan, penuh toleransi, mengambil jalan tengah dan menyelesaikan masalah dengan musyawarah. Konsep tersebut pun telah diterapkan oleh Indonesia.

"NKRI yang berdasarkan Pancasila ini adalah manifestasi Wasathiyah Islam. Itu yang diapresiasi oleh Imam Besar Al-Azhar," ucapnya.

Adapun hasil yang ingin dicapai dari KTT tersebut, lanjut Din, adalah agar dunia Islam merevitalisasi wawasan Wasathiyah Islam.

"Kita ingin usulkan kepada dunia, Wasathiyah Islam bisa dipertimbangkan untuk menjadi solusi bagi krisis peradaban dunia dewasa ini," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan bahwa Imam Besar Al-Azhar menyampaikan ada banyak sekali tantangan yang kini dihadapi oleh dunia muslim.

Tantangan-tantangan tersebut pun tidak akan bisa diselesaikan bila muslim di dunia tidak bersatu untuk mensyiarkan Wasathiyah Islam itu sendiri.

"Dan yang paling penting adalah bagaimana kita mengimplementasikan Wasathiyah Islam," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya