Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Selandia Baru Hentikan Eksplorasi Minyak dan Gas Lepas Pantai Baru

Irene Harty
12/4/2018 21:10
Selandia Baru Hentikan Eksplorasi Minyak dan Gas Lepas Pantai Baru
(AFP PHOTO / Andy WHARTON)

SELANDIA Baru (NZ) menghentikan semua eksplorasi minyak dan gas lepas pantai baru untuk menjadi pemimpin global dalam perang melawan perubahan iklim pada Kamis (12/4).

"(Kami) mengambil langkah penting untuk mengatasi perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang bersih, hijau dan berkelanjutan untuk Selandia Baru," kata Perdana Menteri NZ, Jacinda Ardern.

Industri minyak dan gas di Selandia Baru menghasilkan sekitar NZ$2,5 miliar per tahun (US$1,8 miliar), termasuk US$1,5 miliar ekspor dan mempekerjakan sekitar 11.000 orang.

Ardern mengatakan izin pengeboran dan eksplorasi yang ada tidak akan terpengaruh, artinya tidak ada pekerjaan yang ada yang hilang.

Dia mengatakan akan ada izin baru di pantai yang terbatas di sekitar wilayah Taranaki Pulau Utara, di mana sebagian besar industri Selandia Baru terkonsentrasi.

"Kami menargetkan keseimbangan yang tepat untuk Selandia Baru dan tetap melindungi industri yang ada dan melindungi generasi mendatang dari perubahan iklim," katanya.

Ardern mengkampanyekan isu lingkungan ketika memenangkan pemilihan umum tahun lalu dan dalam pemerintahan koalisi tiga-arah yang mencakup Green Party.

Dia mengaku melihat dampak perubahan iklim tangan pertama bulan lalu ketika dia mengunjungi negara pulau Pasifik yang didera badai Samoa dan Tonga.

Dari situ dia menggarisbawahi fakta bahwa perubahan iklim adalah nyata dan Selandia Baru perlu berada di garis depan upaya untuk mengatasinya.

"Kami telah menjadi pemimpin dunia dalam isu-isu penting ... dengan bebas nuklir, yang pertama mendukung perempuan untuk memilih. Sekarang kita bisa menjadi pemimpin dunia untuk menjadi netral karbon. Kita berhutang ini kepada generasi mendatang," lanjutnya.

Pemerintah mengatakan saat ini ada 31 izin eksplorasi minyak dan gas, dengan 22 di antaranya lepas pantai.

Kelompok-kelompok lingkungan menyambut langkah itu, dengan Greenpeace menyatakan gelombang telah berbalik secara tetap terhadap Big Oil di Selandia Baru.

"Ini adalah langkah besar ke depan bagi Selandia Baru dan momen penting dalam transisi menuju ekonomi energi bersih," kata Kepala WWF Selandia Baru, Livia Esterhazy.

Langkah oleh Selandia Baru datang dua minggu setelah Belanda mengumumkan rencana untuk memangkas produksi dengan cepat dan akhirnya menutup ladang gas terbesar di Eropa karena juga berusaha untuk memangkas penggunaan bahan bakar fosil.

Akan tetapi Partai Nasional oposisi yang konservatif menuduh Ardern melakukan vandalisme ekonomi yang dapat membahayakan ribuan pekerjaan.

Juru bicara energi oposisi Jonathan Young mengatakan gas membantu memastikan pasokan listrik Selandia Baru dan cadangan yang ada akan habis dalam 10 tahun dan memaksa impor alternatif-alternatif yang sangat berat seperti batu bara.

"Keputusan ini tidak memiliki alasan apapun. Ini tentu tidak ada hubungannya dengan perubahan iklim. Perubahan ini hanya akan menggeser produksi di tempat lain di dunia, bukan mengurangi emisi," tuturnya..

Walikota New Plymouth Neil Holdom mengatakan keputusan itu adalah tendangan untuk wilayah Taranaki.

"Tidak ada yang akan kehilangan pekerjaan mereka dalam semalam tetapi dalam hal pandangan jangka panjang untuk industri-industri... orang-orang akan 'karier saya tidak benar-benar memiliki masa depan'," katanya kepada Radio Selandia Baru.

Kelompok industri Petroleum Exploration and Production NZ (PEPANZ) mengatakan mereka telah dibutakan oleh pengumuman tersebut dan belum diajak konsultasi oleh pemerintah.

Kepala Eksekutif Cameron Madgwick mengatakan skema perdagangan yang dikelola dengan baik adalah cara untuk mengurangi emisi Selandia Baru, bukan sewenang-wenang melarang jenis bahan bakar tertentu.

"Kami sekarang bergabung dengan klub elit Belize, Kosta Rika dan Prancis yang telah melarang eksplorasi. Saya tidak berpikir itu benar-benar seperti yang terjadi di dunia," katanya kepada TV3.

Pemerintah mengatakan industri telah diberi banyak waktu untuk menyesuaikan dengan perubahan di sektor yang merupakan kebutuhan jangka panjang. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya