Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Trump Berencana Hadiri Pembukaan Kedubes AS di Yerusalem

Anastasia Arvirianty
06/3/2018 12:48
Trump Berencana Hadiri Pembukaan Kedubes AS di Yerusalem
(AFP PHOTO / MANDEL NGAN)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan sebuah pernyataan dirinya berencana hadir untuk membuka kedutaan besar Amerika yang baru di Yerusalem, saat presiden AS tersebut menyambut kedatangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Senin (5/3).

Kedua pemimpin tersebut, keduanya dalam penyelidikan hukum yang mengancam karir, mencoba menyingkirkan masalah dalam negerinya, memperlihatkan keakraban keduanya. Bahkan, di Oval Office, Netanyahu menobatkan Trump sebagai pewaris tokoh sejarah, dan memuji keputusan presiden yang berani untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke kota Yerusalem yang disengketakan.

Netanyahu menyamakan pemimpin AS itu dengan raja Persia kuno Cyrus the Great, yang membebaskan orang-orang Yahudi dari penawanan di Babel; kepada Lord Balfour, yang seabad yang lalu menegaskan hak-hak orang Yahudi di Palestina; dan presiden Harry Truman, yang mengakui negara Yahudi tersebut.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih atas persahabatan Anda yang luar biasa," kata Netanyahu.

Presiden yang berusia 71 tahun itu menanggapi hal itu dengan mengatakan, dirinya akan mempertimbangkan sebuah perjalanan untuk membuka kedutaan yang kontroversial tersebut pada Mei ini, ketika Israel merayakan 70 tahun sejak deklarasi kemerdekaannya.

"Kami melihat datang, jika bisa, saya akan melakukannya," kata Trump. "Mungkin, kita akan membicarakan hal itu dan hal lainnya.

"Israel sangat istimewa bagi saya, negara spesial, orang spesial, dan saya berharap bisa hadir di sana, dan saya sangat bangga dengan keputusan tersebut," tambahnya.

Perjalanan tersebut akan berpengaruh politis bagi Trump dan Netanyahu, yang meminta dukungan kepada pendukung yang melihat hubungan baik AS-Israel sebagai sebuah keharusan strategis dan bahkan religius. Namun, perjalanan tersebut juga merupakan tantangan keamanan dan diplomatik utama, yang berisiko menyadarkan sekutu Arab lebih jauh dan membuat klaim AS menjadi perantara independen untuk perdamaian.

Baik Israel maupun Palestina mengklaim Yerusalem sebagai ibukota mereka.

Langkah kedutaan tersebut mendorong demonstrasi mematikan dan 128 negara bagian mengutuknya dalam sebuah pemilihan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Desember. Hanya tujuh negara kecil yang setuju dengan Amerika Serikat dan Israel. (AFP/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya